Anas Sarwar, Muslim Pertama Pimpin Partai Politik Inggris

Sarwar meninggalkan pekerjaan sebagai dokter gigi untuk memasuki dunia politik.

PA Media
Anas Sarwar, Muslim Pertama Pimpin Partai Politik Inggris. Anas Sarwar terpilih menjadi pemimpin Partai Scottish Labour atau Partai Buruh Skotlandia. Dia melanjutkan tradisi keluarga dalam preseden politik, dengan menjadi Muslim pertama di Inggris yang memimpin sebuah partai.
Rep: Rossi Handayani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Anas Sarwar terpilih menjadi pemimpin Partai Scottish Labour atau Partai Buruh Skotlandia. Dia melanjutkan tradisi keluarga dalam preseden politik, dengan menjadi Muslim pertama di Inggris yang memimpin sebuah partai.

Baca Juga

Dilansir di The Guardian pada Senin (1/3), Ayah Sarwar, Mohammed, merupakan anggota parlemen Muslim pertama yang dipilih ke Glasgow Central pada 1997. Sebelumnya, dia menjadi gubernur wilayah Punjab di negara asalnya, Pakistan.

Saat ini Sarwar telah terpilih memimpin Partai Scottish Labour. Dia mengalahkan sesama Member of the Scottish Parliament (MSP) Monica Lennon dengan 57,6 persen menjadi 42,4 persen.

Dia lahir di Glasgow pada 1983. Sarwar mengungkapkan, terkait ingatan politik pertamanya perihal ancaman yang dibuat terhadap ibunya.

 

 

Dia mengaku pernah membuka amplop yang dikirim dengan tangan di rumah masa kecilnya pada 1997. Dari situ, dia melihat foto ibunya yang diolok-olok dengan pistol di kepalanya, dengan mengatakan: "Bang, bang, hanya itu yang diperlukan".

Terlepas dari perlakuan buruk yang pernah didapatkan, Sarwar meninggalkan pekerjaannya sebagai dokter gigi pada 2010 untuk memasuki dunia politik. Dia memenangkan kursi Westminster, yang sama dengan ayahnya dalam pemilihan di mana Partai Buruh kehilangan kekuasaan setelah 13 tahun di bawah koalisi Konservatif-Liberal Demokrat. 

Waktu sebagai anggota parlemen juga membawa serta tanggung jawab kepemimpinan. Sarwar terpilih menjadi wakil pemimpin Member of the Scottish Parliament dari 2011 hingga 2014, serta tugas mengoordinasikan kampanye partai selama referendum kemerdekaan. Dia juga akan menjabat sebagai penjabat pemimpin setelah pengunduran diri Johann Lamont pada 2014.

 
Berita Terpopuler