Pangeran William Sebut Medsos Dibanjiri Berita Hoaks Vaksin

Pangeran William menyebut medsos dibanjiri informasi yang salah soal vaksin

AP/Wattie Cheung/pool Reuters
Pangeran William dari Inggris
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -– Pangeran William memperingatkan bahwa saat ini media sosial dibanjiri informasi tidak benar ihwal vaksin Covid-19. Karenanya, ia meminta kepada masyarakat yang memenuhi syarat vaksin untuk segera divaksin dan tidak termakan kabar hoaks.

Baca Juga

"Media sosial terkadang dibanjiri dengan banyak rumor dan informasi yang salah," kata Duke of Cambridge dalam rekaman video yang dirilis oleh Istana Kensington pada Sabtu malam (27/2).

Video itu juga memperlihatkan Kate Middleton, Duchess of Cambridge, berkomunikasi dengan dua perempuan yang secara klinis rentan dan memenuhi syarat untuk suntikan pertama. Kepada William dan Kate, salah satu perempuan yang diketahui bernama Shivali mengaku awalnya sempat ragu untuk divaksin karena telah membaca banyak postingan di media sosial. Namun kini, ia yakin untuk divaksin.

Mendengar cerita Shivali, pangeran William mengingatkan agar membaca informasi dari sumber yang terpercaya.

"Kita harus berhati-hati dengan siapa yang kita percayai dan dari mana kita mendapatkan informasi. Terutama bagi mereka yang juga rentan secara klinis, sangat penting mendapat vaksinasi ini,” kata William seperti dilansir dari IBTimes pada Ahad (28/2).

 

Pangeran William juga berharap agar anak muda yang memenuhi syarat vaksin untuk turut berpartisipasi. “Sangat penting bagi generasi muda untuk mendapat vaksin," jelas William.

Video itu muncul setelah Ratu Elizabeth (94 tahun) mendesak masyarakat Inggris untuk menyukseskan program vaksinasi. Dia mengatakan bahwa mereka yang takut mendapatkan vaksin harus belajar memikirkan orang lain daripada diri sendiri.

“Divaksin tidak sakit sekali,” kata Ratu yang telah divaksin pada Januari lalu bersama Pangeran Philips.

Putra tertua sekaligus ahli warisnya, Pangeran Charles (72 tahun) yang tertular Covid-19 dengan gejala ringan juga telah menerima suntikan vaksin.

Inggris sejauh ini telah memberikan lebih dari 19 juta orang dosis vaksin pertama setelah meluncurkan program inokulasi pada bulan Desember.

 
Berita Terpopuler