Joe Biden akan Telepon Raja Salman untuk Bahas Khashoggi

Khashoggi dibunuh oleh tim agen Saudi di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018

AP
Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, diperkirakan akan menelepon Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, pada Rabu (24/2). Panggilan itu akan menjadi percakapan pertama antara keduanya dengan salah satu bahasan tentang pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Baca Juga

Mengutip sebuah sumber dari situs berita Axios pada Selasa (23/2) malam, salah satu masalah yang akan dibahas tentang kasus pembunuhan Khashoggi. Laporan yang tidak diklasifikasikan dari Kantor Direktur Intelijen Nasional (DNI) AS menyiratkan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) terlibat dalam pembunuhan Khashoggi dan mutilasi.

Khashoggi dibunuh oleh tim agen Saudi di konsulat negara di Istanbul pada Oktober 2018. Dia pergi ke tempat itu untuk mendapatkan dokumen yang dibutuhkan untuk pernikahannya.

CIA telah menyimpulkan bahwa MBS terlibat dalam kasus tersebut. Meski begitu, MBS dengan keras membantah tuduhan tersebut tetapi telah menerima tanggung jawab sebagai pemimpin de facto kerajaan.

Dikutip dari Aljazirah, MBS belum berbicara dengan Biden. Meskipun sebagai menteri pertahanan negara, dia telah melakukan panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin.

 

Kepala DNI, Avril Haines, berjanji selama sidang konfirmasi Senat bahwa dia bermaksud untuk merilis laporan Khashoggi yang tidak diklasifikasikan. "Ya, senator. Tentu, saya akan mengikuti hukum," ujarnya ketika ditanya Senat atas kesedian membagikan laporan yang sebelumnya ditahan oleh pemerintahan Donald Trump.

Mantan Presiden AS Trump dipandang dekat dengan monarki Saudi, terutama MBS. Trump memilih Riyadh sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya, memperkuat hubungannya dengan negara itu. 

 
Berita Terpopuler