Perbaikan, Positivity Rate Turun Meski Kapasitas Tes Naik

Positivity rate Covid-19 harian di Indonesia terus mengalami penurunan.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang menunjukkan kartu vaksinasi Covid-19 usai disuntik vaksin Covid-19 Sinovac di Pasar Melong, Kota Cimahi, Rabu (24/2). Sedikitnya 95 pedagang Pasar Melong menerima vaksin Covid-19 Sinovac dosis pertama pada pelaksanaan vaksinasi tahap kedua di Jawa Barat yang ditujukan bagi lansia dan petugas publik seperti aparatur sipil negara (ASN), anggota TNI dan Polri, pedagang pasar, pekerja seni, pekerja pariwisata dan sejenisnya. Foto: Abdan Syakura/Republika
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Rr Laeny Sulistyawati

Ada perbaikan yang terlihat dalam pengendalian Covid-19 di Indonesia. Tingkat positif atau positivity rate Covid-19 harian terus mengalami penurunan. Dalam dua hari terakhir, angkanya di bawah 20 persen. Bahkan pada Rabu (24/2) ini, positivity rate dilaporkan 14,35 persen. Angka ini terendah sejak awal Desember 2020 lalu.

Baca Juga

Penambahan kasus positif baru juga kembali turun. Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan ada 7.533 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Kendati masih terbilang tinggi, namun sudah tiga pekan ini angka penambahan kasus tidak pernah lebih tinggi dari 12 ribu per kasus. Itu pun penambahan kasus di rentang 6.000-8.000 per hari kembali jamak dilaporkan.

Turunnya positivity rate harian dan turunnya angka penambahan kasus baru juga sejalan dengan peningkatan kapasitas testing. Dalam satu hari terakhir tercatat ada 73.014 spesimen yang diperiksa dan 52.476 orang diperiksa. Angka ini tertinggi dalam lima hari terakhir.

Pada penambahan kasus hari ini, Jawa Barat menjadi provinsi yang menyumbang angka tertinggi yakni 2.191 orang. Posisi kedua ditempati Jawa Tengah degan 1.262 kasus.

Sementara DKI Jakarta yang biasanya memuncaki peringkat, hari ini berada di peringkat ketiga dengan 782 kasus baru. Menyusul kemudian ada Jawa Timur dengan 580 kasus baru dan Kalimantan Timur dengan 423 kasus.

Selain itu, Satgas juga melaporkan adanya penambahan jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh sebanyak 7.735 orang dalam 24 jam terakhir. Angka kumulatif pasien sembuh sampai hari ini mencapai 1.112.725 orang.

Sementara itu angka kematian juga meningkat. Dalam satu hari terakhir tercatat ada 240 angka kematian baru akibat Covid-19. Jumlah keseluruhan pasien yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 sampai saat ini mencapai 35.254 orang. 

 

 

 

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat program pembatasan mobilitas masyarakat yang berturut-turut diberlakukan yaitu pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) jilid 1, PPKM tahap II, dan PPKM mikro yang kini tengah diberlakukan perlahan bisa menurunkan kasus aktif Covid-19 di Jawa-Bali. Ini terlihat dari jumlah kasus aktif yang terus berkurang hingga keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit tujuh provinsi Jawa-Bali yang menerapkan PPKM kini tidak ada di atas 70 persen.

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah menjelaskan, setelah PPKM tahap 1, tahap 2 dilakukan, hingga PPKM mikro yang sedang berjalan perlaha membuat kurva kasus aktif mulai turun. Memang di akhir PPKM tahap 1 pada 25 Januari 2021 kemarin terjadi peningkatan kasus aktif semula 122 ribu menjadi 161 ribu. Artinya, ia mengakui masih ada peningkatan sekitar 38.763 kasus dalam waktu dua pekan.

"Kemudian, PPKM tahap 1 dilanjutkan ke PPKM tahap II, jumlah kasusnya menjadi 171 ribu per 8 Februari 2021 tetapi persentasenya sudah mulai turun," katanya saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema "Covid-19 dalam Angka: Evaluasi PPKM enam pekan dan Progress PPKM Mikro di Tujuh Provinsi Jawa dan Bali", Rabu (24/2).

Artinya, dia melanjutkan, banyak pasien yang sembuh meski masih ada penambahan kasus. Jika dua pekan lalu kasus aktif bertambah sebanyak 38 ribu, kemudian PPKM dilanjutkan di tahap selanjutnya dan hasilnya hanya menambah 9.500 kasus.

Satgas juga mencatat PPKM mikro yang kembali dijalankan sejak 9 Februari sampai 22 Februari membuat jumlah kasus aktif sebanyak 171 ribu turun menjadi 157 ribu. Jadi, ada penurunan sekitar 14 ribuan kasus aktif.

"Ini bisa dilihat progresnya. Kemudian persentase kasus aktif sebelum PPKM sebanyak 14 persen namun sekarang 12,19 persen," ujarnya.

Ia menambahkan, PPKM yang dijalankan enam pekan terakhir membuat empat dari tujuh provinsi ini berhasil menurunkan persentase kasus aktif yaitu DKI Jakarta, Banten, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Kasus aktif di empat provinsi ini berkurang sejak akhir PPKM tahap II.

"Bahkan, PPKM yang diterapkan di Jawa-Bali berkontribusi dalam kasus Covid-19 nasional," katanya.

Tak hanya mengurangi kasus aktif, Dewi menambahkan, PPKM juga telah menurunkan BOR di tujuh provinsi. Pihaknya mencatat dari tujuh provinsi di Jawa-Bali yang menerapkan PPKM, empat diantaranya memiliki BOR antara 50 persen hingga 69,9 persen, kemudian BOR di tiga provinsi yang menerapkan PPKM dibawah 50 persen.

 

Kasus Covid-19 menurun akibat testing anjlok - (Republika)

Salah satu upaya pemerintah untuk mengendalikan penularan Covid-19 adalah melalui program vaksinasi. Untuk tahap pertama, vaksinasi dilaksanakan untuk tenaga kesehatan (nakes) yang dimulai sejak Januari 2021 lalu dan kini memasuki tahap dua untuk lanjut usia dan petugas pelayanan publik. Kemenkes menghitung dibutuhkan sekitar 426 juta dosis untuk vaksinasi 181,5 juta dan tercapai kekebalan komunitas (herd immunity).

Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkap, total kebutuhan vaksin di Indonesia sebanyak 426.800.000 dosis.

"Kami sudah memesan 329.504.000 dosis. Kemudian yang sudah datang 3 juta dosis vaksin Sinovac dari China pada Desember 2020 lalu, kemudian 25 juta bahan baku (bulk) vaksin Sinovac dari China juga sudah tiba," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (24/2).

Dari bulk vaksin Sinovac yang sudah mendarat di Tanah Air, dia melanjutkan, 7 juta dosis di antaranya telah diolah oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma dan kini dalam proses distribusi. Kemudian, pemerintah kembali mendistribusikan 11 juta dosis di pekan kedua Maret 2021.

Terkait sisa stok vaksin yang kini masih tersedia, Nadia mengaku tidak memiliki data pastinya. Kendati demikian, ia menambahkan, nantinya Indonesia kembali mendapatkan 4 juta dosis vaksin Covax/Gavi.

Nadia menyebutkan vaksin Covax yang diberikan gratis dari organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) ini akan tiba di Indonesia pada Maret 2021 mendatang.

"Tapi belum diketahui jadwal pasti tanggal kedatangannya," ujarnya.

Kemudian, dia melanjutkan, Indonesia kembali mendapatkan vaksin Covid-19 dari Astra Zeneca sebanyak 50 juta dosis pada Juni 2021 mendatang. Tak hanya itu, dia melanjutkan, kini Indonesia juga tengah melakukan lobi-lobi pembelian vaksin Covid-19 produksi Pfizer sebanyak 50 juta dosis yang diperkirakan tiba di kuartal ketiga 2021 hingga kuartal pertama 2022.

"Namun, (vaksin Pfizer) ini masih negosiasi," katanya.

 

 

 

Masih lambat

Namun, harus diakui, laju program vaksinasi Covid-19 di indonesia masih terbilang lambat. Sampai awal pekan ini, suntikan vaksin dosis pertama baru diberikan terhaap 1,27 juta orang yang masuk dalam sasaran prioritas tenaga kesehatan.

Angka tersebut masih di bawah target pemerintah untuk bisa memvaksin 1,47 tenaga kesehatan sebelum akhir Februari 2021 ini. Bila laju vaksinasi tidak ditingkatkan, maka target vaksinasi nakes rampung sebelum akhir bulan terancam tidak terpenuhi.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, belum seluruhnya nakes divaksin disebabkan banyak faktor. Di antaranya, mekanisme vaksinasi yang terhambat mulai dari registrasi, pelaksanaa, hingga sosialisasi yang perlu ditingkatkan.

"Untuk pihak penyelenggara faskes mohon untuk dapat menjamin setiap nakesnya telah tervaksinasi melalui pencatatan dan vaksinasi yang terjadwal," kata Wiku dalam keterangan pers, Selasa (23/2).

Wiku juga meminta penyelenggara vaksinasi untuk memperhatikan kendala yang dialami calon penerima vaksin. Misalnya, kesulitan akses lokasi vaksinasi, jarak dari tempat tinggal yang terlalu jauh, hingga pemberitahuan jadwal vaksinasi yang lebih tepat waktu.

"Agar masyarakat yang dapat giliran vaksin bisa ikuti prosesnya dengan persiapan yang baik," kata Wiku.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri masih menargetkan vaksinasi terhadap 182 juta penduduk Indonesia bisa rampung sebelum akhir 2021 ini. Jumlah tersebut adalah angka yang harus dipenuhi demi membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.

Sementara itu sampai hari ini, sudah ada 28 juta dosis vaksin (termasuk bulk) yang sudah tiba di Indonesia. Seluruhnya adalah buatan Sinovac, pabrikan farmasi asal China. Sementara awal Maret nanti dijadwalkan akan tiba vaksin produksi Astra Zeneca.

In Picture: Vaksinasi Covid-19 Bagi Tenaga Pengajar di Jakarta

Tenaga pendidikan jalani vaksinasi Covid-19 di SMA Negeri 70, Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/2).Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) bersama Kementerian Kesehatan (Menkes) menggelar vaksinasi Covid-19 tahap dua untuk profesi guru, tenaga kependidikan, dan dosen dengan target penerima vaksin sebanyak 5.058.582 orang dari guru, tenaga pendidik, dan dosen di seluruh Indonesia. Vaksinasi tersebut ditargetkan selesai pada bulan Juni 2021, sehingga proses pembelajaran tatap muka di sekolah bisa dimulai pada tahun ajaran baru 2021/2022, atau pada Juli mendatang. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

 
Berita Terpopuler