Thailand Dapat Vaksin, PM Prayuth: Terima Kasih China

Thailand menerima 200 ribu dosis vaksin Covid-19 produksi Sinovac.

AP Photo/Aijaz Rahi
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand menerima 200 ribu dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan China, Sinovac Biotech. Gelombang pertama pasokan vaksin virus Corona ini akan digunakan dalam beberapa hari ke depan.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha diperkirakan akan menjadi salah satu orang pertama yang menerima vaksin tersebut. Sebagian besar vaksin diperuntukan bagi petugas medis yang berjuang di garis depan pandemi Covid-19.

"Terima kasih pada Republik Rakyat China yang mengirimkan vaksin bulan ini dan bulan-bulan ke berikutnya," kata Prayuth di bawah terpal yang didirikan di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Rabu (24/2).

Pesawat Thai Airways menurunkan kontainer-kontainer pendingin yang berisi dosis vaksin. Pada awal pekan ini Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul mengatakan, 117 ribu dosis vaksin AstraZeneca juga akan tiba Rabu ini. Prayuth salah satu orang pertama yang menerima vaksin tersebut.

Thailand berharap dapat mendistribusikan 1,8 juta dosis vaksin dari Sinovac pada bulan Maret dan April. Vaksin CoronaVac itu akan diberikan pada petugas kesehatan dan kelompok rentan.

Sejauh ini Thailand salah satu negara yang tidak terlalu terdampak pandemi virus korona. Hingga kini hanya melaporkan sekitar 25 ribu kasus infeksi. Vaksin CoronaVac tiba saat pemerintah Thailand dikritik terlalu lambat dalam mengamankan vaksin.

Baca Juga

Baca juga : Makau Cabut Kewajiban Karantina Bagi Warga China

Vaksinasi massal yang menargetkan 10 juta dosis dalam satu bulan dijadwalkan bulan Juni. Program vaksinasi itu akan menggunakan vaksin AstraZeneca yang diproduksi perusahaan lokal Siam Bioscience yang juga akan memproduksi 35 juta dosis cadangan.

Pemerintah Thailand berencana memvaksin lebih dari setengah populasi orang dewasa pada tahun ini. "Kami akan memiliki lebih banyak saat kami memproduksinya sehingga cukup untuk menciptakan imunitas kelompok di negeri kami," kata Prayuth.

 
Berita Terpopuler