Sanusi Pane Berjasa dalam Bahasa dan Sastra

Sanusi Pane diusulkan menjadi pahlawan nasional setidaknya karena empat aspek.

Dok Wikipedia Tangkapan Layar
Sanusi Pane
Rep: Inas Widyanuratikah Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh pelopor lahirnya Bahasa Indonesia asal Sumatra Utara, Sanusi Pane diusulkan menjadi pahlawan nasional. Sejarawan Asvi Warman Adam mengatakan, Sanusi Pane adalah pemuda Indonesia yang berjasa dalam bidang bahasa dan sastra.

"Tentunya yang perlu dilakukan adalah memperkuat alasan-alasan kenapa Sanusi Pane ini layak menjadi pahlawan nasional. Menurut saya, jasa beliau itu dalam bidang pembinaan bahasa dan sastra," kata Asvi, dalam seminar Sanoesi Pane yang disiarkan secara daring, Selasa (23/2).

Menurutnya, jika membahas mengenai sosok Sanusi Pane, setidaknya terdapat empat aspek yang harus diangkat. Keempat aspek tersebut yakni Sumpah Pemuda 1928, Kongres Pemuda pertama 1926, jasa Sanusi Pane dalam bidang sastra, pendidikan dan pers.

Asvi mengatakan, khususnya di dalam Kongres Bahasa Indonesia tahun 1930, peran Sanusi Pane semakin terlihat. Dari sembilan keputusan kongres tersebut, salah satunya adalah usulan dari Sanusi Pane, terkait pendirian institut Bahasa Indonesia dan perguruan tinggi kesusastraan.

"Jadi menurut saya, ini yang harus ditekankan, sumbangan Sanusi Pane ini di dalam Kongres Pemuda yang pertama, Kongres Pemuda yang kedua, dan kongres Bahasa Indonesia tahun 1930-an," kata dia menegaskan.

Sementara itu, Aisten Redaktur Pelaksana Republika Priyantono Oemar mengatakan dedikasi Sanusi Pane dalam Bahasa Indonesia tetap konsisten sepanjang hidupnya. Prinsip yang terus didukung Sanusi Pane adalah Indonesia tetap menjadi satu di tengah berbagai macam kebudayaan.

Priyantono mengatakan, Sanusi Pane percaya bahwa persatuan tidak berangkat dari satu budaya tetapi dari berbagai macam kebudayaan. "Di Bahasa Indonesia, ketika dia mendukung Tabrani pada 1926, Tabrani juga berpikiran bahasa persatuan tidak bisa dihasilkan dari satu bahasa saja, karena itu akan menjajah bahasa lainnya," kata dia.

Keinginan Sanusi Pane atas persatuan Indonesia juga dibuktikan dengan tulisannya yang menerjemahkan karya berjudul Ardjuna Wiwaha. Pembina Komunitas Jawa Kuno, A'ang Pambudi Nugroho mengatakan karya terjemahan ini bukan sekadar mengartikan kembali naskah kuno, namun merupakan cerminan persatuan.

A'ang mengatakan, karya-karya yang ditulis Sanusi Pane mengandung nilai cinta Tanah Air dan persatuan. Terutama dalam karya terjemahan Ardjuna Wiwaha, menggambarkan cerminan pemikiran Sanusi Pane bahwa harus terjalin persatuan dan kesatuan dari berbagai bidang demi mengalahkan musuh yang kuat.

"Beliau sudah memenuhi syarat-syarat umum maupun khusus sebagai pahlawan nasional," kata A'ang. 

 
Berita Terpopuler