Pandemi tak Mampu Cekik Djokovic

Gelar Australia Open memperpanjang kemenangan Djokovic dalam 20 laga beruntun.

EPA-EFE/DAVE HUNT
Petenis nomor satu dunia asal Serbia Novak Djokovic merayakan kemenangannya.
Rep: Muhammad Ikhwanuddin Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Seperti cabang olahraga lainnya, tenis pun terkena imbas pandemi Covid-19. Sempat dibayang-bayangi ketidakpastian, Australia Open 2021 akhirnya mampu digelar. Lagi-lagi, Novak Djokovic menjadi juaranya.

Petenis nomor satu dunia itu kembali menancapkan dominasi di Australia Open saat mengalahkan Daniil Medvedev di partai final, Ahad (21/2). Ini merupakan gelar yang kesembilan bagi dirinya.

Djokovic mengemas kemenangan dengan skor 7-5, 6-2, 6-2 di Rod Laver Arena, Melbourne, Australia. Dengan catatan 18 kali juara Grand Slam, petenis asal Serbia itu kini mendekati rekor milik Roger Federer yang mengantongi 20 gelar Grand Slam.

Djokovic tetap memerlukan tenaga ekstra untuk mengatasi perlawanan Medvedev. Namun tak dapat dimungkiri, keringatnya tidak mengucur sederas edisi tahun lalu ketika terbawa hingga lima set ketika melawan Dominic Thiem di laga puncak.

"Saya ingin berterima kasih kepada lapangan ini. Saya ingin berterima kasih kepada Rod Laver Arena. Saya semakin mencintaimu setiap tahun. Ini adalah hubungan cinta yang terus berkembang. Terima kasih banyak," kata Djokovic dikutip dari Reuters, Ahad (21/2).

Kritik sempat mewarnai perjalanan Djokovic karena meminta penyelenggara melonggarkan protokol isolasi yang ketat untuk petenis di Australia. Kendati demikian, ia mengucapkan terima kasih pada panitia atas upaya tetap melaksanakan Grand Slam di tengah pandemi.

"Ada banyak perasaan campur aduk tentang apa yang terjadi dalam sebulan terakhir ini dengan petenis datang ke Australia. Tapi saya pikir ketika kami akhirnya bertanding, ini adalah turnamen yang sukses bagi penyelenggara," jelas Djokovic.

Gelar Australia Open memperpanjang kemenangan Djokovic dalam 20 pertandingan beruntun. Meski sudah berusia 33 tahun, ia kini sudah menyabet enam gelar di atas usia kepala tiga, rekor serupa seperti yang dibukukan Rafael Nadal.

Pandemi virus corona tidak mampu mencekik rekor Djokovic. Sebab, ia kini menyamai Roger Federer sebagai peraih 300 kemenangan atau lebih di semua ajang Grand Slam. Catatan itu ia rebut di babak keempat Australia Open, Ahad (14/2) lalu. Ia mengalahkan unggulan ke-14 asal Kanada, Milos Raonic, dalam waktu dua jam 56 menit dengan skor 7-6(5), 4-6, 6-1, dan 6-4.

Djokovic sekarang mengantongi rekor kemenangan 303-45. Ia hanya tertinggal dari Roger Federer dengan catatan 362-59. Sadar rekor dan gelarnya terus bertambah, Djokovic memilih tetap rendah hati.

Meski pandemi belum sepenuhnya terkendali, Djokovic sudah menjalani enam pertandingan selama 2021 dengan tak sekalipun terkalahkan. Selama 305 pekan ia menjadi petenis nomor satu dunia. Pencapaian itu membuatnya menjadi petenis kedua terlama menduduki posisi puncak peringkat ATP setelah Roger Federer selama 310 pekan.

Di sisi lain, Djokovic sesumbar dengan narasi yang menyinggung petenis senior akan segera tergerus oleh generasi baru. Di sektor putri, petenis muda asal Jepang, Naomi Osaka, baru saja merengkuh gelar Australia Open setelah menumbangkan petenis Amerika Serikat, Jennifer Brady.

Publik juga sempat terkesiap ketika petenis berusia 23 tahun itu mengalahkan legenda hidup Serena Williams di babak semifinal. Menanggapi hal ini, Djokovic masih percaya diri atlet senior di sektor putra masih berjaya. "Semua orang berbicara tentang generasi baru yang datang dan menggusur kami, tetapi secara realistis itu masih belum terjadi,” kata Djokovic kepada Eurosport.

 
Berita Terpopuler