Dua Hari, Kabupaten Bogor Dilanda 19 Bencana

Belasan kejadian bencana tersebut terjadi di 16 kecamatan di Kabupaten Bogor.

Polsek Cileungsi
Banjir merendam Perumahan Grand Mekarsari Residence Cileungsi, Kabupaten Bogor, sejak Jumat (19/2) dini hari.
Rep: Shabrina Zakaria Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat 19 kejadian bencana selama dua hari, pada Sabtu (20/2) dan Ahad (21/2). Belasan kejadian bencana tersebut terjadi di 16 kecamatan di Kabupaten Bogor.

Baca Juga

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko mengatakan, 19 kejadian tersebut terdiri atas lima kejadian banjir, tujuh kejadian tanah longsor, empat kejadian angin kencang, dua kejadian pergeseran tanah, dan satu rumah ambruk.

"Pada Sabtu (20/2), empat titik di Kabupaten Bogor terdampak banjir. Yakni di Desa Kahuripan dan Desa Bojong, Kecamatan Klapanunggal, serta di Desa Mekarsari, Desa Situsari, dan Desa Bojong," ujar Aris kepada Republika, Ahad (21/2).

Aris memerinci, setidaknya ada empat perumahan yang terdampak banjir pada Sabtu (20/2). Yakni Perumahan Griya PMI Desa Kahuripan, Perumahan Almira Residence Desa Bojong di Kecamatan Klapanunggal, serta Perumahan Grand Mekarsari Desa Mekarsari, dan Perumahan Nusa Indah Desa Situsari di Kecamatan Cileungsi.

Dari empat titik tersebut, lanjut Aris, semua sudah ditangani dan air sudah surut pada Ahad pagi, kecuali pada Perumahan Almira Residence. “Di Perumahan Almira Residence terdampak ada 210 jiwa dari 42 kepala keluarga (KK). Hingga saat ini, total masih ada 33 jiwa yang masih mengungsi di rumah Pak RW,” ujarnya.

Selain itu, Aris menuturkan, BPBD Kabupaten Bogor juga telah melakukan evakuasi dan assesment atau pendataan terhadap tujuh kejadian tanah longsor pada dua hari. Tiga kejadian pada Sabtu (20/2) terjadi di Kecamatan Nanggung, Ciawi, dan Gunung Putri.

Sementara empat kejadian sisanya terjadi di Kecamatan Kecamatan Caringin, Babakan Madang, Cisarua, dan Dramaga. Seluruh kejadian tersebut, akan ditindak lanjut oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor.

"Kalau tindak lanjut longsornya dari Dinas PUPR, kami hanya evakuasi dan assesment, serta bantuan terpal," tutur Aris.

Selain banjir dan tanah longsor, BPBD Kabupaten Bogor juga mencatat empat kejadian angin kencang di Kecamatan Citeureup, Tenjolaya, Cigombong, dan Jonggol. "Tapi tidak ada bangunan dan korban jiwa dalam kejadian angin kencang yang dilaporkan warga pada Sabtu (20/2)," ujar Aris.

Sementara itu, pada Sabtu (20/2) juga tercatat ada dua kejadian pergeseran tanah di Kecamatan Cigudeg dan Sukamakmur. Juga rumah ambruk di Kecamatan Rancabungur.

 

Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin mengatakan telah mengadakan rapat koordinasi (rakor) terkait mitigasi bencana bersama TNI-Polri. Menurutnya, mitigasi bencana terhitung penting dalam rangka membaca potensi timbulnya bencana.

"Kita sudah rakor dengan kapolres dandim, termasuk Bappeda, semuanya dilibatkan dalam mitigasi bencana. Sebab ini yang paling penting. Kita harus mulai bisa membaca potensi-potensi yang pasti akan menimbulkan bencana," ujar Ade Yasin.

Dalam rakor tersebut, Ade Yasin memaparkan kajian dari Badan Informasi Geospasial (BIG) tentang wilayah rawan bencana. Juga meminta jajaran terkait untuk memapaekan tugasnya dalam persiapan mitigasi.

"Dalam rakor juga disebutkan paparan kaitan wilayah-wilayah rawan dari BIG juga kita persiapkan. Semua saya minta ekspos terkait dnegan persiapan mitigasi. Karena lebih penting mitigasi untuk menghindari meminimalisir bencana," tuturnya.

Sebab, sejauh ini, Ade Yasin mengatakan, pihak terkait turun ke lokasi apabila bencana sudah terjadi. Sehingga, ia memilih untuk melaksanakan mitigasi bencana sebagai langkah tepat untuk menanggulangi bencana.

"Mitigasinya banyak cara. Siapa dan melakukan apa sudah kita bahas. Kalau pascabencana semua orang pasti turun. Tapi bagaimana dengan mitigasi? Saya kira kita lebih banyak melakukan mitigasi supaya tidak terjadi kejadian bencana yang besar," kata dia.

 
Berita Terpopuler