Mengapa Lembaga Filantropi Islam Sangat Penting?

Keberadaan lembaga filantropi Islam sangat penting era sekarang

Wihdan Hidayat/ Republika
Petugas membungkus bantuan paket sembako di MDMC Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (22/4). PP Muhammadiyah secara serentak membagikan 5 ribu paket sembako secara nasional
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah menggelar diskusi rutin bulanan dengan tema ‘Menentukan Strategi Gerakan Filantropi Muhammadiyah’ yang diadakan secara virtual, Sabtu (20/2).

Baca Juga

Acara yang disiarkan melalui platform Zoom ini diikuti ratusan anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah, baik pusat maupun daerah-daerah di seluruh Indonesia. 

Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)  PP Muhammadiyah, Rahmawati Husein, PhD, menjelaskan kegiatan kemusiaan adalah kegiatan yang bertujuan meringankan penderitaan sesama manusia yang dengan tidak membedakan agama atau kepercayaan, suku, jenis kelamin, kedudukan sosial, atau kriteria lain yang serupa, khususnya yang diakibatkan bencana baik alam maupun non alam, serta konflik atau perang.

 

Lembaga kemanusiaan sangat dibutuhkan, karena kebutuhan bantuan manusiaan terus meningkat dari tahun ke tahun, baik akibat bencana, konflik maupun perang. Bantuan dana meningkat tapi belum mencukupo untuk memenuhi kebutuhan yang ada, kata dia saat menyampaikan data MDMC dalam forum, Sabtu (20/2). 

 

“Di samping masalah pendanaan, tantangan krisis kemanusiaan berubah dari jangka pendek menjadi berkepanjangan dan multi dimensi. Diperlukan peguatan pendanaan dan energi dari para aktor kemanusiaan,” ujarnya menambahkan.

 

 

 

 

 

Organisasi kemanusiaan berbasis keagamaan (FBO), kata perempuan yang akrab disapa Ama ini, sangat berperan penting dalam kerja kemanusiaan, karena memiliki kedetakan tersendiri dengan masyarakat terdampak. Kecekatan sukarelawan untuk terjun ke lokasi dan memberikan respon juga menjadi nilai lebih FBO.

“Kedekatan FBO dengan masyarakat menghasilkan kepercayaan, pengetahuan, hubungan dan akses ke anggota masyarakat dibandingkan dengan banyak aktor kemanusiaan lainnya,” sambungnya.

Berdasarkan data MDMC, penerima manfaat respons muhammadiyah selama 2020, sebanyak 86.200 jiwa, dengan banyak jenis bantuan, mulai dari layanan kesehatan, hunian sementara, logistik, makanan siap saji, operasi evakuasi dan penyelamatan dan lainnya. Adapun tim respons yang ditugaskan sebanyak 1.965 personel dengan sumber dana bantuan sebanyak Rp 7.552.887.757 

Wakil Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional PP Muhammadiyah, Dr Sudibyo Markus, mengatakan peran dan citra filantropi Islam kini, jauh berbeda dengan zaman dahulu. Pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini menceritakan, pada awal kemerdekaan, filantropi tidak banyak diketahui publik bahkan terbengkalai begitu saja. 

“Opini publik, pada tahun 90 an, kepada filantropi juga masih sangat rendah. bahkan mereka tidak respect pada pegiat filantropi,” kata perintis pertama gerakan kemanusiaan Muhammadiyah ini.  

“Tapi semenjak bencana aceh, baru mulai tumbuh kesadaran publik bahwa filantropi sangat berperan untuk membantu kemanusiaan dan kesejahteraan sosial,” sambung pendiri Humanitarian Forum Indonesia itu.

Dia mengaku senang dan bangga atas segala perkembangan dan pencapaian program-program kemanusiaan Muhammadiyah, maupun lembaga filantropi Islam lainnya.

Dia juga berharap filantropi Islam dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan. “Saya senang melihat dinamika MDMC, Lazismu, Muhammadiyah Aid maupun gerakan filantropi lainnya,” kata dia.

 

Meski begitu, dia menyarankan para aktivis kemanusiaan untuk terus menjalin kerjasama dengan stakeholder terkait untuk meluaskan dan meningkatkan kiprah filantropi, baik dalam skala nasional maupun internasional. 

 
Berita Terpopuler