BMKG Ingatkan Potensi Karhutla di Wilayah Aceh

Curah hujan semakin rendah, Aceh diingatkan untuk mewaspadai potensi karhutla.

ANTARA/Ron
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menunjukkan daerah yang rawan terjadi kebakaran lahan melalui monitor di Kantor BMKG. Ilustrasi
Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar meminta masyarakat di provinsi Aceh untuk waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Itu mengingat curah hujan di wilayah tersebut semakin rendah.

“Peringatan dini ini dikeluarkan melihat fenomena cuaca yang sudah semakin sedikit hari hujan maupun curah hujan,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Jumat (19/2).

Dia mengatakan peringatan dini dengan kategori menengah dan tinggi itu dikeluarkan untuk beberapa hari ke depan, dengan melihat kondisi cuaca beberapa hari lalu dan prakiraan beberapa hari ke depan yang mudah terjadinya kebakaran.

“Dengan keadaan demikian, BMKG mengimbau agar masyarakat waspada dan tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan dalam membuka lahan baru,” katanya.

Sejumlah daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan, kata Zakaria, di sebagian wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, Pidie Jaya, Pidie, Aceh Besar, Banda Aceh, dan Kota Sabang. Selain itu, sebagian wilayah di Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Singkil, dan Aceh Tenggara.

Bahkan, pada Kamis (18/2) kemarin, kata dia, juga terpantau tiga titik panas di Tanah Rencong dengan tingkat kepercayaan sedang, meliputi dua titik panas di Kecamatan Bakongan, Aceh Selatan dan satu titik panas di Kecamatan Singkil, Aceh Singkil.

“Kita juga mengimbau harus hati-hati dalam membakar sampah, harus tetap diawasi,” katanya.

Sebelumnya, BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar menyatakan Aceh sudah memasuki masa peralihan musim, sehingga warga diminta untuk waspada terhadap karhutla atau kebakaran permukiman.

“Pada masa peralihan musim ini, sebagian kabupaten/kota biasa terjadi hujan dan sebagian lainnya tidak berpotensi hujan,” kata Zakaria.

Ia menjelaskan kondisi dinamika atmosfir di sebagian wilayah Aceh terlihat ada belokan angin, kemudian sebagian daerah lainnya juga terdapat penyebaran massa udara atau divergen massa udara. Divergen ini merupakan kebalikan dari kondisi konvergen.

Menurut dia, kondisi dua fenomena dinamika atmosfir itu saling bertolak belakang, dimana divergen dapat mengurangi pembentukan awan-awan hujan, sedangkan belokan angin memicu turunnya hujan.

Sehingga, sebagian wilayah hujan dan sebagian lainnya tidak berpotensi hujan. “Keadaan ini sering terjadi pada masa-masa sekarang, yaitu yang disebut dengan masa peralihan musim,” katanya.

 
Berita Terpopuler