Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Semut yang Sayang Rakyatnya

Hamba yang pandai bersyukur akan terus diberi tambahan nikmat dari Allah.

Pixabay
Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Semut yang Sayang Rakyatnya
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alif Sarifudin Ahmad, Ketua PDM Kota Tegal

Baca Juga

Di zaman seperti ini kita merindukan pemimpin yang sangat sayang kepada rakyatnya. Pemimpin yang amanah dan punya visi untuk menebar kebaikan, kasih sayang bukan kebencian dan ketakutan.

Pemimpin yang seperti ini akan menjadikan negara menjadi berkah. Keberkahan akan melindungi semua dan hilangnya fitnah, berkurangnya musibah, hingga penuh dengan keamanan dan ketertiban. Hal ini seperti pelajaran yang dapat diambil dari zaman para nabi dan orang-orang saleh.  

Para pembaca yang budiman, kembali lagi penulis hadir untuk berbagi tentang pencerahan. Sudah menjadi sejarah peradaban manusia ada dalam kehidupan itu tokoh protaganis ada juga tokoh antagonis.

Keadilan akan berhadapan dengan kemungkaran. Kejujuran berhadapan dengan kebohongan. Kasih sayang berhadapan dengan kesombongan. Orang sombong itu dinamakan Batharulhaq Wa ghamtunnas artinya orang yang tidak mengakui kebenaran dan menyepelekan manusia yang lain.

Orang sombong biasanya karena punya kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan orang lain. Bisa jadi ia lebih cantik atau tampan, mempunyai kelebihan harta, Kedudukan tinggi atau tahta. Bahkan pelajaran yang paling berharga orang sombong itu lahir karena tidak pernah menderita, seperti kisah Firaun yang tidak pernah sakit selama hidupnya.

Berbeda dengan Nabi Sulaiman yang punya ilmu luar biasa, harta banyak, bahkan kerajaan zaman itu tidak ada yang mengalahkannya. Tidak ada terbersit sedikitpun kesombongan.

Ia selalu bersyukur dengan nikmat yang ada. Dia pun sangat respek dengan seruan Ratu Semut yang sedang menyayangi rakyatnya. Hal ini terdapat dalam Alquran Surat An-Naml ayat 17-19.

وَحُشِرَ لِسُلَيْمَـٰنَ جُنُودُهُۥ مِنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ وَٱلطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ [٢٧:١٧]

Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).

حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوْا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌۭ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمْلُ ٱدْخُلُوا۟ مَسَـٰكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَـٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ [٢٧:١٨]

Ketika mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًۭا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَ‌ٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَـٰلِحًۭا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّـٰلِحِينَ [٢٧:١٩]

Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.

Berpijak pada dalil di atas, dikisahkan nabi Sulaiman Alaihissalam terkenal sebagai seorang yang sangat cerdas dan kaya raya. Ia memiliki istana yang berkilauan emas permata.

Selain itu, Allah SWT menganugerahkan hikmah ilmu kepadanya, sehingga keberkahannya mencerahkan dan berkemajuan. Beliau menjadi nabi yang saleh,  adil, bijaksana, dan cerdas.

Beliau juga terkenal sebagai raja yang sangat sayang kepada rakyatnya bahkan terhadap seluruh makhluk ciptaan Allah termasuk kepada sekumpulan semut yang lemah. Kisah ini diabadikan oleh Allah dalam Alquran sehingga nama semut menjadi nama surat yaitu An-naml.

Selain kekayaan yang berlimpah dan ilmu yang sangat luas yang dimiliki nabi Sulaiman Alaihissalam, Allah SWT memberikan mukjizat lain kepada Nabi Sulaiman Alaihissalam, yakni dapat menundukkan angin, laut, dan binatang. Dengan keistimewaan itu, ia dapat bepergian mengendarai angin. Itulah keberkahan dari seorang hamba Allah yang pandai bersyukur. Tepat yang Allah janjikan dalam Alquran surat Ibrahim ayat 7,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌۭ [١٤:٧]

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Orang yang bersyukur karena taat kepada Allah, Allah akan menambahkan nikmat dengan diberi tambahan kasih sayang dari-NYa. Orang yang bersyukur kepada Allah dengan kasih sayang kepada sesama makhluk Allah. Allah akan menambahkan nikmat segala kebutuhan dan hajatnya dipenuhi oleh Allah. Itulah yang dialami oleh nabi Sulaiman Alaihissalam.

Nabi Sulaiman Alaihissalam dapat memerintahkan jin dan burung untuk membantunya dalam peperangan. Nabi Sulaiman Alaihissalam pun dapat berbicara dan mengerti bahasa binatang.

Dikisahkan, pada suatu hari Nabi Sulaiman Alaihissalam melakukan perjalanan ke daerah Thaif. Dalam perjalanan itu, beliau membawa pasukan yang sangat banyak.

Pasukan itu terdiri atas manusia, jin, dan burung-burung. Para jin dan manusia berjalan bersama Nabi Sulaiman Alaihissalam. Sedangkan, burung-burung terbang menaungi mereka dengan sayapnya.

Nabi Sulaiman Alaihissalam juga mengatur pasukannya. Di bagian depan bertugas menjaga agar tidak ada yang melewati batas yang telah ditentukan.

Pasukan di belakang bertugas menjaga agar tak ada seorang pun anggota pasukan yang ketinggalan. Di tengah perjalanan, Nabi Sulaiman Alaihissalam dan pasukannya memasuki sebuah lembah.

Di lembah itu ada banyak sarang semut. Melihat banyaknya pasukan yang dibawa Nabi Sulaiman Alaihissalam, para semut pun ketakutan. Mereka khawatir terinjak-injak pasukan besar itu.

Dalam kisah, nama Ratu Semut itu bernama Jirsan. Jirsan adalah Ratu Semut yang berasal dari Bani Syishibban. Berkatalah Ratu Semut kepada rakyatnya,

”Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (QS an-Naml: 18). Ini mengandung makna sayangnya ratu semut agar rakyatnya tidak menderita. Dia rela menderita asal rakyatnya senang.

Nabi Sulaiman Alaihissalam kemudian meminta pasukannya untuk berhenti. Para pasukan yang tak mengerti maksudnya menjadi kebingungan dan bertanya-tanya.

Nabi Sulaiman Alaihissalam menjelaskan apa yang beliau dengar dari Ratu Semut dan rakyatnya. Akhirnya, mereka mencari jalan lain untuk sampai ke tujuan agar tidak menyakiti para semut.

Kisah ini diambil dari kitab Qashasul Anbiya’ karya Ibnu Katsir. Walaupun begitu, ia tidak pernah lupa bahwa segala kekayaan, ilmu, dan keistimewaan yang beliau miliki berasal dari Allah SWT. Nabi Sulaiman Alaihissalam tidak pernah lupa mensyukuri apa yang telah Allah SWT berikan kepadanya.

Beliau bahkan berdoa agar Allah SWT terus melimpahkan rasa syukur kepadanya. Nabi Sulaiman Alaihissalam dapat memahami rasa takut dan khawatir yang dialami para semut. Karenanya, ia kemudian mengajak pasukannya untuk mencari jalan lain.

Para semut pun akhirnya selamat. Karena kebijaksanaannya itu, para semut pun kagum dan hormat kepada Nabi Sulaiman Alaihissalam.

Kisah tentang binatang di dalam Alquran itu banyak. Di antaranya dalam surat Al Baqarah (sapi betina). Al Ankabut (Laba-laba), An Nahl (Lebah), An Naml (semut). Ada juga (Az-Zariyat) kuda perang, unta, lalat, burung, anjing, keledai, katak, kutu, babi, serigala, gajah, nyamuk, paus, dan ular. Dibalik semua itu ada hikmah dan pelajaran untuk kita sebagai orang yang beriman.

Pelajaran penting dari kisah Nabi Sulaiman Alaihissalam dan Ratu Semut ini adalah jauhi kesombongan karena kesombongan akan menjauhkan dari kebijakan. Nabi Sulaiman Alaihissalam dan Ratu Semut yang sangat sayang kepada rakyatnya menjadi pelajaran dan inspirasi kepada para penguasa untuk lebih mengedepankan kepentingan rakyatnya.

Mensyukuri nikmat Allah adalah pelajaran penting yang dicontohkan oleh nabi Sulaiman Alaihissalam. Walaupun beliau banyak keistimewaannya tetapi tetap tawadu kepada Allah, selalu mendoakan orang tuanya, Nabi Dawud Alaihissalam dan tidak menampakkan kesombongan. Di samping itu dalam kisah ini mengandunh pesan janganlah menyakiti binatang terutama semut, karena binatang juga makhluk Allah yang perlu dilindungi.

Akhirnya pada materi ini penulis berpesan pada diri sendiri dan pembaca, bersyukurlah kepada Allah setiap kita melihat binatang walaupun binatang itu terlihat menjijikkan. Suatu kali ada kisah ketika seorang wali Allah berjalan-jalan kemudian melihat seekor anjing yang sakit dan jelek banyak kurapnya, dan orang itu berkata secara tidak disadari, “Anjing kok jelek sekali.”.

Dengan kuasa Allah anjing itu bisa berbicara dan mengatakan, “Wahai orang tua, aku adalah makhluk Allah yang diciptakan Allah dan tak pernah mengeluh, Apa yang Allah berikan kepada saya, maka saya makan dengan berterima kasih kepada Allah karena aku termasuk makhluk Allah yang pandai bersyukur.” Mendengar jawaban anjing itu, sang wali Allah sadar dan minta maaf kepada anjing dan sejak itu, ia tak pernah lagi menyakiti binatang walaupun hanya dengan ucapan.

Demikianlah materi tentang kisah Nabi Sulaiman Alaihissalam dan Ratu Semut yang sangat sayang kepada rakyatnya. Nabi Sulaiman Alaihissalam yang diberi beberapa kelebihan oleh Allah tetapi sebagai hamba Allah, beliau tetap tawadu dan pandai bersyukur. Ada tujuh pelajaran dalam kisah ini mudah-mudahan dapat memberi pencerahan khususnya kepada pribadi penulis dan umumnya kepada pembaca yang budiman.

  1. Kesombongan itu sifatnya hanya sementara karena pada saatnya akan mengalami kehancuran. Ratu semut itu sangat sayang kepada rakyatnya sehingga negara semut dalam keamanan.
  2. Hamba yang pandai bersyukur akan terus diberi tambahan nikmat dari Allah. Itulah pelajaran berharga yang ditampilkan oleh Nabi Sulaiman Alaihissalam. 
  3. Kita sebagai makhluk Allah diajari untuk saling menghormati dan menyayangi walaupun kepada makhluk hidup yang lemah sekalipun. Janganlah sering menyakiti walaupun terhadap semut sekalipun.
  4. Hikmah ilmu itu di atas segala-galanya. Hal ini apa yang pernah dilakukan dari pilihan nabi Sulaiman ketika ditawari oleh Allah dengan tahta, harta, dan dunia tetapi lebih memilih ilmu. Ketika itu nabi Sulaiman Alaihissalam memilih ilmu. Keberkahan ilmu menjadikan tahta, dunia menemaninya.
  5. Perjuangan dan dakwah itu satu kesatuan yang  tidak boleh berhenti. Itulah dua kekuatan nabi Sulaiman Alaihissalam yang menjadikan beliau disegani seluruh makhluk Allah. Dalam hidup ini kata kuncinya dua yaitu perjuangan dan dakwah maka hidup di dunia bahagia, di akhirat akan menuju tempat penuh nikmat yaitu surga.
  6. Semut itu mempunyai sifat kebersamaan, saling menolong, gotong royong, dan mau menghargai maka bersikaplah seperti semut untuk sebuah keberkahan.
  7. Nabi Sulaiman Alaihissalam dan Ratu semut itu sayang kepada rakyatnya sehingga rakyatnya pun sangat patuh dan hormat kepadanya.

 

Link artikel asli

 
Berita Terpopuler