Skenario Terburuk, Kredit Perbankan Hanya Tumbuh 4 Persen

Penanganan Covid-19 akan menentukan seberapa tinggi pertumbuhan kredit perbankan.

Tim Infografis Republika
Kredit bank (ilustrasi)
Rep: Novita Intan Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi pertumbuhan kredit akan tertahan pada level empat persen sampai 4,5 persen pada tahun ini. Adapun prediksi ini terjadi apabila kegagalan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Baca Juga

Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana mengatakan penanganan pandemi Covid-19 akan menentukan seberapa tinggi pertumbuhan kredit perbankan pada 2021.

“Kalau semua itu berjalan sangat lambat dan kita tidak bisa memitigasi dampak Covid-29, pertumbuhan demand dan sektor riil belum terlalu recover. Kami perkirakan pertumbuhan kredit masih bisa tumbuh kisaran empat persen sampai 4,5 persen,” ujarnya saat konferensi pers Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia 2020-2025 secara virtual, Kamis (18/2). 

Heru menyebut jika asumsi itu terealisasi, OJK mengkhawatirkan sektor riil tumbuh dengan skala yang rendah, sehingga belum banyak membutuhkan penyaluran kredit. OJK juga memperkirakan kredit para debitur yang tengah menjalani restrukturisasi berpotensi mengalami penurunan kualitas kredit.

“Diharapkan agar vaksinasi dapat berjalan efektif sehingga perekonomian dapat beranjak normal per semester dua 2021. Jika asumsi ini terpenuhi, OJK meyakini permintaan sektor riil dapat tumbuh dan kredit dapat tumbuh dengan skenario moderat  kisaran tujuh persen sesuai prediksi OJK,” ungkapnya.

 

Menurutnya selama ini perbankan masih terus melakukan fungsi intermediasinya dengan baik. Oleh sebab itu, manajemen risiko yang dilakukan pada tahun ini dipastikannya akan lebih baik.

"Kami melihat perbankan kita serius melakukan fungsi intermediasi dengan baik. Ditunjukkan dengan rencana bisnis bank yang optimis dengan pertumbuhan posisi 7,13 persen. Ini optimisme yang harus kita dukung semua," ucapnya.

Akan tetapi jika pemulihan ekonomi terjadi lebih cepat pada kuartal satu 2021, maka pertumbuhan kredit dapat mencapai level yang tinggi atau skenario optimis. Diperkirakan pertumbuhan kredit sebesar sembilan persen sampai 9,8 persen.

“Jika vaksinasi dapat berjalan, pertumbuhan demand meningkat cepat pada triwulan satu 2021, kami optimis pertumbuhan kredit bisa mencapai tujuh persen sampai sembilan persen,” ucapnya.

Dari sisi non performing loan nett, Heru mencatat mengalami penurunan menjadi 0,98 persen pada Desember 2020. Sedangkan capital adequacy ratio bergerak naik ke posisi 23,78 persen dan profitabilitas yang turun dengan return on asset pada posisi 1,59 persen.

"Meski sudah satu tahun diterpa pandemi hingga saat ini seluruh neraca perbankan masih dalam rentang yang aman. Namun demikian perbankan tetap tidak boleh lengah dan harus persiapkan tindakan antisipatif," ucapnya.

 
Berita Terpopuler