Kisah Mistis di Balik Turunnya Surat Al-Falaq dan An-Naas

Terdapat kejadian mistis turunnya surat Al-Falaq dan An-Naas

Republika/ Nashih Nashrullah
Terdapat kejadian mistis turunnya surat Al-Falaq dan An-Naas
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Surat Al-Falaq dan An-Naas tidak turun serta-merta. Ada faktor yang melatari mengapa kedua surat yang tergolong surat pendek itu turun. Turunnya surat tersebut berkaitan dengan penyihir pria Yahudi dari Bani Zuraiq bernama Labid bin Al-Asham.

Baca Juga

Dalam hadits panjang yang diriwayatkan dari jalur Aisyah RA, disebutkan bahwa Rasulullah pernah terkena sihir pria Yahudi itu. Bahkan sihir tersebut sampai membuat Rasulullah SAW membayangkan seakan-akan melakukan sesuatu padahal tidak melakukan apa-apa.

Hingga suatu ketika, Nabi Muhammad SAW berada di sisi Aisyah sambil mengucapkan doa dan doa. Beliau pun bersabda, "Wahai Aisyah, apakah kamu tahu bahwa Allah telah memberikan jawaban kepadaku tentang apa yang aku tanyakan kepada-Nya tentang sihir?"

Nabi SAW menyampaikan bahwa ada dua orang yang mendatanginya. Satu di antaranya duduk di dekat kepala beliau dan yang satunya lagi berada di dekat kaki beliau. Lalu salah seorang di antara keduanya berkata kepada temannya, "Sakit apa orang ini?" "Terkena sihir", jawab temannya.

"Siapa yang telah menyihirnya?", tanya temannya lagi. Temannya menjawab, "Labid bin Al-Asham." Ditanya lagi, "Dalam bentuk apa sihir itu?" Dia menjawab, "Pada sisir dan rontokan rambut ketika disisir, dan kulit mayang kurma jantan."

"Lalu, di mana semuanya itu berada?" kata salah satu temannya. Lalu dijawab, "Di sumur Dzarwan." Kemudian Rasulullah SAW mendatangi sumur itu bersama beberapa orang sahabat beliau.

Lantas, beliau datang dan berkata, "Wahai Aisyah, seakan-akan airnya berwarna merah seperti perasan daun pacar, dan seakan-akan kulit mayang kurmanya seperti kepala setan."

Aisyah kemudian bertanya...

 

Aisyah kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, tidakkah engkau meminta dikeluarkan?" Beliau menjawab, "Allah telah menyembuhkanku, sehingga aku tidak ingin memberi pengaruh buruk kepada umat manusia dalam hal itu. Kemudian beliau memerintahkan untuk menimbunnya, maka semuanya pun ditimbun dengan segera." (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat hadits yang serupa, disebutkan Rasulullah SAW mengirim Ali bin Thalib, Zubair bin Awwam dan Ammar bin Yaser untuk mengangkat batu dan mengambil air dari sumur itu. Rasulullah SAW berkata, "Ini adalah sumur yang saya tunjukkan, seolah-olah airnya adalah pacar, seolah-olah diayak oleh kepala setan."

Ketika para Sahabat itu mengeluarkan sisir, ada tali yang diikat di dalamnya dengan sebelas simpul dimasukkan dengan jarum. Lalu Malaikat Jibril datang dan membacakan ayat-ayat dari surat Al-Mu'awwidzatain yaitu Surat Al-Falaq dan An-Naas. Setelah itu Nabi SAW berdiri seakan-akan telah mendapat energi dan beliau pun sembuh.

Lalu Jibril mengucapkan, "باسمِ اللَّهِ أرقيك من كلِّ شيءٍ يؤذيكَ من حاسدٍ وعينٍ اللَّهُ يَشفيكَ"Artinya: "Dengan nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang mengganggumu, dan dari keburukan penyakit ‘ain yang timbul dari pandangan mata orang yang dengki. Semoga Allah menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu." Setelahnya, Jibril mengucapkan ayat-ayat dari Surat Al-Falaq dan An-Naas.

Para Sahabat kemudian bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, tidakkah kami akan membunuh orang-orang jahat itu?" Lalu dijawab beliau, "Allah SWT telah menyembukanku, dan saya benci memprovokasi kejahatan terhadap siapapun."

 

Sumber: mawdoo3

 
Berita Terpopuler