Aktivis Hak Perempuan Arab Saudi Dibebaskan dari Penjara

Aktivis perempuan Laujain al-Hothloul dipenjara hampir 3 tahun.

AP/Cliff Owen
Bendera Arab Saudi.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Aktivis hak perempuan terkemuka Loujain al-Hathloul (31 tahun) dibebaskan dari penjara Saudi setelah ditahan hampir tiga tahun. Hal itu dikonfirmasi oleh adik perempuannya, Lina dalam cicitan di Twitter.

Baca Juga

"Loujain sudah pulang!!!!" ujar Lina di Twitternya.

Saudari Hathloul lainnya, Alia mengatakan, Hathloul kini berada di kediaman orang tua mereka di Arab Saudi. Dia mengunggah foto Hathloul yang tersenyum di taman. Aktivis hak perempuan itu terlihat jauh lebih kurus dan rambutnya sedikit memutih.

Kelompok hak asasi manusia dan keluarga Hathloul mengatakan, selama di penjara Hathloul menjadi sasaran pelecehan termasuk sengatan listrik, waterboarding, cambuk, dan pelecehan seksual. Otoritas Saudi membantah tuduhan tersebut. Pengadilan banding Saudi menolak klaim penyiksaan itu, dengan alasan kurangnya bukti.

Amnesty International pada Rabu (10/2) mendesak Riyadh untuk mengadili "mereka yang bertanggung jawab atas penyiksaannya", dan memastikan Hathloul tidak menghadapi tindakan hukuman lebih lanjut seperti larangan bepergian. Hingga berita ini diturunkan pejabat Saudi belum memberikan komentar terkait pembebasan Hathloul.

Hathloul, ditahan bersama dengan beberapa aktivis hak perempuan lainnya. Dia dihukum dengan sejumlah tuduhan termasuk berusaha mengubah sistem politik Saudi dan merusak persatuan nasional. Hathloul aktif menyerukan hak-hak perempuan Saudi, termasuk hak perempuan untuk mengemudi dan mengakhiri sistem perwalian laki-laki di Saudi. 

Gedung Putih mengatakan, Presiden Joe Biden mendorong Riyadh untuk meningkatkan rekam jejaknya terkait hak asasi manusia termasuk membebaskan tahanan politik. Biden mengapresiasi pembebasan Hathloul. Dia berharap tahanan politik lainnya dapat dibebaskan.

"Melepaskannya adalah hal yang benar untuk dilakukan. Tapi saya pikir penting bahwa orang lain yang berada dalam kondisi yang sama dengannya, yang telah dipenjara karena alasan yang sama dengannya, juga dibebaskan dan tuduhan itu dicabut terhadap mereka," kata Biden.

 

Penyelidik hak asasi manusia PBB Agnes Callamard menyambut baik pembebasan Hathloul. Namun dia mengatakan bahwa "kekejaman" penguasa Saudi yang "melanggar hak paling dasar atas integritas fisik dan mental" tidak boleh dilupakan. Callamard memimpin penyelidikan internasional atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Ada dugaan bahwa pembunuhan tersebut diperintah oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Catatan hak asasi manusia Arab Saudi berada di bawah pengawasan global setelah pembunuhan Khashoggi pada 2018. Kasus ini menodai citra Mohammed bin Salman. Putra mahkota tersebut membantah tuduhan bahwa dirinya telah memerintahkan pembunuhan itu.

Para diplomat mengatakan, pembebasan Hathloul sangat politis. Saudi membebaskan aktivis tersebut untuk mengatasi potensi perselisihan dengan pemerintahan Biden. Beberapa waktu lalu otoritas Saudi membebaskan dua aktivis kewarganegaraan AS dengan jaminan, sambil menunggu persidangan atas tuduhan terkait terorisme. Bulan lalu, pengadilan banding Saudi menghapus hampir setengah dari hukuman penjara enam tahun untuk seorang dokter kewarganegaraan AS-Saudi dan menangguhkan sisanya. Dengan demikian, dokter itu tidak harus kembali ke penjara. 

 
Berita Terpopuler