Kebakaran Hutan, Pemerintah Australia Minta Warga Mengungsi

Angin kencang dapat membuat kebakaran hutan semakin parah.

EPA-EFE/EVAN COLLIS/DFES
Foto selebaran yang disediakan oleh Departemen Kebakaran dan Layanan Darurat Australia Barat (DFES) menunjukkan petugas pemadam kebakaran sedang memadamkan api di Wooroloo, dekat Perth, Australia Barat, Australia, 02 Februari 2021 (dikeluarkan 3 Februari 2021). Lebih dari 70 rumah hancur akibat kebakaran hutan yang tak terkendali di pinggiran timur laut Perth sejak 01 Februari.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah Australia mendesak ribuan warga Perth untuk mengungsi dan meninggalkan rumah mereka karena kebakaran hutan. Pemerintah khawatir angin kencang dapat membuat kebakaran hutan semakin parah.

Kebakaran di Australia Barat telah menghancurkan lebih dari 9000 hektar lahan dan 71 rumah. Kebakaran terjadi saat Australia sedang berada dalam lockdown karena ditemukan kasus baru virus corona.

Baca Juga

Pihak berwenang mengatakan kepada penduduk Bullsbrook untuk mengabaikan perintah lockdown dan segera pergi meninggalkan kediaman mereka. Cuaca panas dan kering dikhawatirkan dapat menyebabkan kebakaran semakin meluas.

“Kami tahu betapa cepatnya hal-hal menjadi buruk. Diprediksi ada angin yang sangat kencang, itulah mengapa kami mengatakan kepada mereka untuk segera pergi menyelamatkan diri,” kata Perdana Menteri negara bagian Australia Barat Mark McGowan.

Sekitar dua juta warga Australia mulai menjalani lockdown pada Senin (1/2) setelah ditemukan satu kasus virus korona di Perth. Pihak berwenang memerintahkan lockdown atau penguncian selama lima hari setelah seorang penjaga keamanan di sebuah hotel yang digunakan untuk karantina, tertular virus corona.


Pemerintah negara bagian Australia Barat mengatakan, sebanyak 66 orang dianggap melakukan kontak dekat dengan penjaga hotel tersebut. Mereka telah menjalani tes dan masih menunggu hasil.

"Total 13 orang yang kontak dekat hasil tesnya negatif dan 11 lainnya berisiko tinggi, mereka telah dipindahkan dari hotel tempat karantina untuk mencegah penularan lebih lanjut," ujar McGowan.

Australia telah berhasil menahan laju penyebaran epidemi virus korona dengan mencatat kasus hingga hampir 29.000 dan kematian hingga 909. Australia mengklaim telah menerapkan kontrol perbatasan dan penguncian yang ketat.

Pemerintah Australia mulai melakukan kampanye vaksin. Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, program vaksinasi menelan biaya setidaknya 6,3 miliar Australia atau setara dengan 4,8 miliar dolar AS.

“Strategi ini didukung oleh alokasi awal sekitar 1,9 miliar dolar A dalam bentuk dukungan baru untuk peluncuran vaksin. Ini di atas lebih dari 4,4 miliar dolar A yang dialokasikan untuk pembelian vaksin," kata Morrison.

 
Berita Terpopuler