Ant Group Raup Laba Rp 32 Triliun Sebelum IPO Dihentikan

Dari IPO Ant Group diperkirakan akan memperoleh dana segar Rp 536,5 triliun

EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Tampilan logo di gedung markas Ant Group di Hangzhou, Cina.
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ant Group milik Jack Ma, membukukan laba sekitar 2,3 miliar dolar AS atau setara Rp 32,2 triliun pada kuartal III 2020. Laba tersebut diraih tepat sebelum rencana initial public offering (IPO) Ant dihentikan regulator China. 

Baca Juga

Perusahaan teknologi keuangan tersebut menyumbang hingga 4,8 miliar yuan ke dalam keuntungn Alibaba Group Holding. Kontribusi tersebut berdasarkan kepemilikan saham Alibaba di Ant Group yang mencapai 33 persen. 

Namun ke depannya, Ant Group akan kehilangan laba yang sangat fantastis tersebut. Sebab, pemerintah dan regulator China saat ini sangat membatasi aktivitas bisnis Ant Group. Perusahaan diminta untuk mengurangi dominasinya di industri keuangan. 

Selain itu, regulator juga menuntut Ant Group memperbaiki operasinya dan melakukan perombakan sebelum dapat melanjutkan IPO. Pemerintah bahkan sempat meminta Ant Group segera dibubarkan karena dianggap memonopoli bisnis di industri keuangan. 

 

"Ada ketidakpastian yang substansial dengan bisnis Ant dan sulit untuk menilai dampak dari peraturan baru tersebut," kata CEO Alibaba Daniel Zhang dalam sebuah pertemuan dengan investor, dikutip Bloomberg, Selasa (2/2).

Ant menghadapi regulasi yang lebih ketat di berbagai bidang. Bank sentral bulan lalu mengusulkan langkah-langkah untuk mengekang aktivitas Ant Group di bisnis sistem pembayaran daring.

Alipay yang merupakan sistem pembayaran daring milik Ant Group menjadi platform terpenting di China. Aplikasi ini menguasai 55,6 persen pasar pembayaran seluler pada kuartal kedua tahun lalu. Sebanyak 38,8 persen sahamnya dimiliki Tencent.

Dari IPO, Ant Group diperkirakan memperoleh dana segar hingga 37 miliar dolar AS, setara Rp 536,5 triliun. IPO juga diyakini mendongkrak kapitalisasi perusahaan ini menjadi lebih dari 310 miliar dolar AS. 

 

 
Berita Terpopuler