Pupuk Indonesia Perkuat Stok dan Distribusi Pupuk Nonsubsidi

Penguatan stok dan distribusi untuk antisipasi tingginya permintaan musim tanam

Pupuk Indonesia
PT Pupuk Indonesia (Persero) berupaya optimal untuk mempercepat dan menjaga kelancaran distribusi pupuk guna mengantisipasi kebutuhan para petani memasuki masa tanam awal tahun ini. Termasuk berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk penerbitan SK penyaluran pupuk bersubsidi.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) mendorong distributor untuk meningkatkan stok pupuk non subsidi di kios-kios. Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, mengatakan hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi tingginya permintaan pupuk dari petani menghadapi musim tanam awal tahun ini. Hal ini Gusrizal sampaikan saat kunjungan kerja di Indramayu, Jawa Barat, Senin (1/2).

Gusrizal mengungkapkan perusahaan telah memerintahkan untuk menambah stok pupuk non subsidi di kios-kios, terutama di daerah yang serapan kebutuhan pupuknya sangat tinggi serta untuk mengakomodir kebutuhan petani yang tidak terdaftar dalam e-RDKK. 

"Karena permintaan jauh lebih tinggi daripada alokasi, dan adanya mekanisme yang mungkin belum bisa diikuti sejumlah petani, tentunya ada keterbatasan dalam hal pemenuhan pupuk subsidi. Kami berharap, melalui pengenalan pupuk non subsidi ini petani tetap bisa memenuhi kebutuhannya," ujar Gusrizal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/2).

Gusrizal menyampaikan, data survei pertanian antarsensus BPS mengungkapkan masih terdapat 5,6 juta petani yang belum tergabung dalam kelompok tani dan tidak terdaftar dalam e-RDKK. 

"Sesuai Permentan No. 49, kami hanya bisa melayani mereka yang terdaftar dan mengikuti mekanisme yang berlaku," lanjut Gusrizal. 

Saat ini, ucap Gusrizal, stok nasional untuk pupuk nonsubsidi di lini III atau di gudang kabupaten mencapai 184.594 ton. Pupuk Indonesia mengupayakan sebaran ketersediaan pupuk nonsubsidi bisa merata. Kata Gusrizal, saat ini stok terbanyak berada di daerah yang memang kebutuhannya sangat tinggi, antara lain Jabar, Jateng, Jatim dan Sulsel.

Secara keseluruhan, stok pupuk non subsidi Pupuk Indonesia Grup di lini I, atau Gudang produsen masih sangat memadai sehingga tinggal mendorong distribusi agar bisa segera sampai ke level kabupaten dan kios-kios, tambahnya. Gusrizal menegaskan pemenuhan kebutuhan pupuk ke sektor tanaman pangan menjadi prioritas perusahaan saat ini. 

"Harus diakui bahwa pupuk non subsidi harganya memang lebih tinggi, namun petani bisa mempunyai pilihan yang lebih beragam untuk jenis tanaman dan kondisi lahannya," ucap Gusrizal. 

Hal ini tentunya berbeda dengan pupuk subsidi yang komposisinya seragam. Gusrizal menjelaskan secara kualitas sama, tapi komposisi dan formulanya, terutama untuk jenis NPK, terdiri atas banyak pilihan sehingga bisa lebih sesuai dengan kebutuhan tanaman dan produktivitas bisa lebih meningkat.

Oleh karena itu, Pupuk Indonesia Grup juga gencar memperkenalkan produk-produk non subsidi ini kepada petani melalui berbagai program, mulai dari One Day Promo, program Agro Solution dan juga program Customer Centric. 

Sesuai dengan Permentan No. 49 tahun 2020, kata Gusrizal, pupuk bersubsidi hanya diperuntukkan bagi petani yang telah tergabung dalam kelompok tani, mendaftar dalam e-RDKK dan, di daerah tertentu, memiliki Kartu Tani. Dosis yang bisa ditebus petani pun telah ditentukan oleh alokasi dan rekomendasi Dinas Pertanian. 

Sebagai salah satu upaya mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi, sambung dia, Pupuk Indonesia telah memperkenalkan program Agro Solution di sejumlah daerah, seperti Jember, Banyuwangi, Lombok, Gorontalo, Bangka Belitung dan lain sebagainya. 

 

"Program pendampingan petani ini bertujuan meningkatkan daya beli dan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas pertanian dengan mengandalkan produk nonsubsidi," kata Gusrizal menambahkan.

 
Berita Terpopuler