Palestina Berencana Gelar Vaksinasi Pertengahan Februari

Palestina berharap dapat memvaksinasi 20 persen populasinya.

EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN
Palestina Berencana Gelar Vaksinasi Pertengahan Februari. Warga Palestina melintasi pagar keamanan Israel ke daerah Israel dekat kota Hebron, Tepi Barat, Ahad (31/1/2021). Pekerja Palestina memasuki Israel meskipun ada larangan masuk di tengah kekhawatiran atas penyebaran virus korona SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID- 19.
Rep: Kamran Dikarma Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Palestina berencana memulai kampanye vaksinasi Covid-19 pada pertengahan Februari. Sebanyak 50 ribu vaksin bakal disiapkan untuk melangsungkan proses tersebut.

Baca Juga

“Kami mengharapkan kedatangan 50 ribu dosis (vaksin) virus corona, dari beberapa sumber, pada pertengahan Februari,” kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh kepada para menteri kabinet, Senin (1/2), dikutip laman Times of Israel.

Dia mengungkapkan, sebagian besar vaksin diharapkan datang melalui Covax, yakni program yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tujuan dari program tersebut adalah menyediakan 20 persen vaksin Covid-19 gratis bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Palestina berharap dapat memvaksinasi 20 persen populasinya dengan pasokan vaksin Covax. Berbeda dengan Palestina, Israel telah memvaksinasi sekitar 32 persen populasinya.

Baca juga : Raja Yordania Tegaskan Perlunya Solusi Integral Palestina

 

Organisasi hak asasi manusia (HAM) Human Rights Watch (HRW) sempat mendesak Israel menyediakan vaksin Covid-19 untuk lebih dari 4,5 juta warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Menurut HRW, Israel telah mengabaikan penderitaan orang-orang Palestina yang hidup di bawah kekuasaan militernya.

"Sementara Israel telah memvaksinasi lebih dari 20 persen warganya, termasuk pemukim Yahudi di Tepi Barat, Israel belum berkomitmen memvaksinasi warga Palestina yang tinggal di wilayah pendudukan yang sama di bawah kekuasaan militernya," kata HRW dalam sebuah pernyataan pada 17 Februari lalu, dikutip Anadolu Agency.

Organisasi HAM yang berbasis di New York itu meminta Israel memenuhi kewajibannya di bawah Konvensi Jenewa Keempat. Dalam konteks ini, yaitu memastikan pasokan medis yang dikatakan meningkat setelah lebih dari 50 tahun pendudukan tanpa terlihat akhir.

 

“Fakta bahwa warga Israel, termasuk pemukim di Tepi Barat, menerima vaksin pada salah satu tingkat paling cepat di dunia menunjukkan Israel memiliki kemampuan untuk memberikan vaksin kepada setidaknya beberapa warga Palestina di wilayah pendudukan, tetapi telah memilih agar mereka tidak terlindungi," kata HRW.

 
Berita Terpopuler