Abu Janda, Sosok Kontroversial 'Ciptaan'

Bareskrim Mabes Polri pada Senin (1/2), telah menjadwalkan pemeriksaan terhadapnya.

Republika/Haura Hafizhah
Permadi Arya alias Abu Janda melaporkan cuitan twitter ustadz Maheer At-Thuwailibi ke Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (29/11). (Ilustrasi)
Rep: Mabruroh Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu Janda kembali melakukan tindakan kontroversial hingga berujung pada tindakan hukum. Bareskrim Mabes Polri pada Senin (1/2), telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap laki-laki bernama asli Arya Permadi.

Abu Janda dilaporkan karena cuitannya yang menyebut bahwa Islam adalah agama arogan. Agama yang telah mengharam-haramkan kearifan lokal Indonesia seperti sedekah laut dan pakaian kebaya.

Kontroversi-kontroversi yang dilakukan Abu Janda hingga berujung pada hukum bukanlah kali pertama. Abu Janda juga dilaporkan oleh DPP KNPI terkait kasus rasisme terhadap mantan komisioner komnas HAM, Natalius Pigai.

Abu Janda juga pernah dilaporkan atas pencemaran nama baik terhadap Ustaz Maheer At-Thuwailibi ke Bareskrim Polri pada September 2019. Abu Janda juga dilaporkan oleh Ikatan Advokasi Muslim Indonesia (IKAMI) pada Desember 2019 atas tuduhan ujaran kebencian berdasarkan SARA dan penistaan agama.

Media sosial Abu Janda bahkan sempat diblokir oleh Facebook lantaran aktivitasnya dianggap tidak wajar, bahkan terkait dengan penyebaran hoax Saracen. Meski akhirnya akun Facebook Abu Janda kembali dipulihkan oleh Facebook.

Baca juga : Abu Janda Penuhi Panggilan Bareskrim Polri

Kontroversi-kontroversinya yang kerap berurusan dengan hukum ini, namun tidak benar-benar berakhir pada penangkapan Abu Janda atau membawa kasus ke meja hijau.

 

 

Baru-baru ini twit Nadirsyah Hosen yang diunggahnya pada 2018 lalu kembali beredar. Dalam cuitannya, ulama NU yang juga dosen di Australia itu menyinggung bahwa Abu Janda adalah sosok ciptaan.  

Namun saat diminta konfirmasi lebih lanjut mengenai cuitan lamanya itu, Nadirsyah atau akrab disapa Gus Nadir itu menolak berkomentar.

"It's just a game. Pemerintah akhirnya mengikuti metode Banser. Untuk menghadapi mereka yang mendadak jadi Ustad tanpa kualifikasi yang jelas, diciptakanlah sosok Abu Janda. Cukup Abu Janda yang ngadepin mereka, gak usah para Kiai. Sekarang untuk ngadepin Fadli dan Fahri, dipakailah Ngabalin," tulis Nadir dalam unggahan twitternya @na_dirs pada 25 Mei 2018. 

Kemudian mendapatkan komentar dari Irfan Muhammad @lIrfanpop... yang menyebut bahwa sosok Abu Janda dapat membuat citra NU semakin buruk. 

"Tapi Gus, dengan mengedepankan sosok macam Abu Janda bukannya malah bikin citra NU/Ansor jadi makin buruk di depan pihak2 yg ga suka ya? CMIIW Gus," ujar Irfan.

"Selalu ada resiko. Tapi intinya menyamakan level permainan. Mosok sekelas Jo'ru harus Rais Syuriah yg ngadepin. Mereka bisa

 

memaki dan nyinyir seenaknya. Gak mungkin para Kiai ke level rendahan gitu. Biar Abu Janda yg ngelayanin mereka. Sama levelnya. Sama-sama ngeselin kan," jawab Gus Nadir.

 
Berita Terpopuler