Tahun Lalu, Laba Bersih BRIsyariah Tumbuh 235,14 Persen

Aset BRIsyariah tercatat meningkat 33,8 persen.

Republika/Yasin Habibi
BRI Syariah ilustrasi
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BRIsyariah Tbk mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang impresif pada kuartal IV 2020. Laba meningkat 235,14 persen menjadi Rp 248 miliar secara tahunan. Aset BRIsyariah tercatat sebesar Rp 57,7 triliun  atau meningkat 33,8 persen dibandingkan kuartal IV 2019.

Baca Juga

"Alhamdulillah menjelang legal merger tanggal 1 Februari 2021 BRIsyariah tumbuh positif dari sisi laba, aset, pembiayaan," ujar Direktur Utama BRIsyariah Ngatari, dalam keterangan pers, Jumat (29/1).

Selain mencatat pertumbuhan laba, pertumbuhan pembiayaan dan dana murah Perseroan juga mengalami peningkatan yang signifikan. Ngatari menyampaikan hingga kuartal IV 2020 BRIsyariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 40 triliun, tumbuh mencapai 46,24 persen (yoy).

Pertumbuhan pembiayaan yang signifikan ditopang oleh segmen Ritel yakni SME, Mikro dan Konsumer untuk memberikan imbal hasil yang lebih optimal. Secara rinci, pembiayaan mikro BRIsyariah mencatat pertumbuhan tertinggi. Total pembiayaan mikro yang disalurkan BRIsyariah pada tahun 2020 mencapai Rp 10,7 triliun, tumbuh 163 persen yoy. 

Pertumbuhan pembiayaan mikro disokong oleh penyaluran KUR yang sesuai target. Total KUR yang disalurkan BRIsyariah pada tahun 2020 mencapai Rp 4,5 triliun. Sekitar 40 persen penyaluran KUR BRIsyariah diarahkan ke sektor ekonomi produksi.

 

Sementara sekitar 37,7 persen difokuskan ke sektor ekonomi perdagangan dan sekitar 22 persen di sektor jasa. Saat ini, terutama di masa pandemi, penyaluran pembiayaan BRIsyariah juga diutamakan untuk sektor-sektor yang lebih minim risiko, seperti pertanian, peternakan, dan alat kesehatan.

Selain mikro, BRIsyariah menyalurkan Rp 7,4 triliun pembiayaan untuk segmen kecil dan menengah, yang tumbuh sebesar 65 persen (yoy). Pertumbuhan penyaluran pembiayaan juga diiringi perbaikan kualitas pembiayaan. Rasio pembiayaan bermasalah atau NPF BRIsyariah pada bulan Desember 2020 tercatat 1,7 persen, turun dibandingkan Desember 2019.

"Kami menargetkan pertumbuhan yang berkualitas lewat penyaluran pembiayaan yang selektif," katanya.

Di sisi dana pihak ketiga (DPK), BRIsyariah mencatat pertumbuhan sebesar 44,61 persen. Dana Pihak Ketiga tercatat (DPK) meningkat ditopang oleh pertumbuhan dana murah atau giro dan tabungan, sejalan dengan strategi pengendalian beban biaya dana. Peningkatan dana murah tersebut mendorong penurunan biaya dana atau cost of fund.

 

 
Berita Terpopuler