SKK Migas Nilai Target 1 Juta Barel Masih Relevan

Pada 2020 kebutuhan minyak mentah Indonesia berada sekitar 1,6 juta barel per hari.

Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjiptomengatakan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menyebutkan target produksi siap jual atau lifting minyak 1 juta barel per hari pada 2030.
Rep: Intan Pratiwi Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menyebutkan target produksi siap jual atau lifting minyak 1 juta barel per hari pada 2030 masih revelan dengan tren transisi energi.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menuturkan pada 2020 kebutuhan minyak mentah Indonesia berada sekitar 1,6 juta barel per hari. Namun, pada 2030 kebutuhan minyak mentah dalam negeri diproyeksikan meningkat menjadi dua juta barel per hari.

“Dari sisi sini kita lihat meski bauran energi akan diturunkan untuk migas tapi dari sisi volume meningkat jadi sangatlah relevan untuk menutup energi nasional,” ujar Dwi dalam diskusi daring, Kamis (28/1).

Selain minyak, kata Dwi, ke depannya dengan adanya konversi pemakaian bahan bakar yang lebih ramah untuk pembangkit listrik dengan menggunakan gas, maka kebutuhan energi fosil masih diproyeksikan masih akan meningkat.

Dia menuturkan, volume gas pada tahun lalu yang berada sekitar 6,5 MMscfd diproyeksikan akan naik hingga dua kali lipat pada 2030. Untuk itu, target lifting gas 12 Bscfd masih diperlukan untuk menutupi kebutuhan itu.

“Kebutuhan 12 Bscfd pun mungkin belum sampai 2030 potensinya masih besar,” ungkapnya.

Dia menambahkan, minyak bumi masih memiliki peranan penting tidak hanya digunakan sebagai bahan bakar. Menurutnya, minyak mentah tersebut nanti juga dapat digunakan sebagai bahan baku kebutuhan sehari-hari.

“Di samping untuk energi, maka sesungguhnya oil and gas memberikan manfaat luas yakni petrochemical,” jelasnya.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler