Seperti Apa Respons dan Dampak Zakat di Amerika Serikat?

Zakat di Amerika serikat sempat dicitrakan sebagai bagian teroris

anbsoft.com
Zakat di Amerika serikat sempat dicitrakan sebagai bagian teroris. Bendera Amerika Serikat
Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Awalnya citra zakat, infak, dan sedekah di Amerika Serikat buruk dan dikaitkan dengan teroris. Sekarang citranya semakin baik dan banyak berkontribusi terhadap masyarakat Amerika Serikat.

Baca Juga

Associate Professor University of California Riverside, Prof Muhamad Ali, mengatakan kalau bicara tentang Islam di Amerika Serikat dan di Barat secara umum, citra negatifnya masih cukup kuat dan zakat salah satunya. Biasanya zakat atau yang dikenal sebagai charity sering dihubungkan dengan teroris terutama setelah peristiwa 11 September. 

"Jadi ada beberapa yayasan di Amerika yang dianggap dan dituduh ikut terlibat dalam membiayai teroris di luar negeri," kata Prof Ali saat Webinar Jurnalisme Zakat bertema Zakat dan Jurnalisme: Ujian Pandemi dan Tantangan Era Digital yang diselenggarakan Baznas pada Rabu (27/1). 

Dia menerangkan, citra negatif ini terjadi sejak 2001. Sampai harus dibuktikan apakah lembaga charity milik Muslim di Amerika Serikat tidak terlibat dalam membiayai gerakan-gerakan yang dianggap sebagai musuh Amerika Serikat.

 

 

Sekitar 10 tahunan kemudian, masih saja berita-berita di media massa negatif. Inilah tantangan umat Islam di Amerika Serikat. Tapi kemudian ada pergeseran citra charity milik Muslim yang menjadi lebih positif.  

"Intinya sudah mulai positif peran kedermawanan Islam dalam hal ini zakat, infak, sedekah dan wakaf itu terbukti membantu banyak orang di Amerika termasuk Muslim dan non Muslim, karena di Amerika sangat majemuk dan tidak terkait dengan penganut agama tertentu," jelasnya.  

Prof Ali mengatakan, citra positif yang bagus tentang charity milik Muslim sudah mulai terbangun dan bagus. Menurutnya media massa sangat berperan dalam merubah citra ini. 

Washington Post misalnya memberitakan banyak hal tentang zakat dan beberapa hal yang dilakukan oleh organisasi-organisasi Islam di Amerika Serikat dan di beberapa tempat di dunia termasuk ada berita tentang Indonesia. "Jadi saya lihat ada perubahan dan pergeseran citra (charity milik Muslim di Amerika Serikat menjadi lebih baik)," ujarnya.

 

Webinar Jurnalisme Zakat ini menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri. Mereka terdiri dari para pakar, jurnalis, dan pejabat Baznas. Di antaranya Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prof KH Noor Achmad, Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi, Direktur TV Muhammadiyah Makroen Sanjaya, jurnalis The Jakarta Post Ahmad Junaidi, Direktur Utama Baznas Arifin Purwakananta, dan jajaran pejabat Baznas lainnya. Serta mengundang jurnalis dari Pakistan dan pakar dari Rusia.   

 
Berita Terpopuler