AS Tingkatkan Pasokan Vaksin di Tengah Kelangkaan

Pemerintah AS menambah 16 persen karena beberapa wilayah kekurangan vaksin

Amerika Serikat memesan 200 juta dosis vaksin Covid-19 tambahan dengan tujuan memvaksinasi penuh 300 juta warganya pada akhir musim panas.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat memesan 200 juta dosis vaksin Covid-19 tambahan dengan tujuan memvaksinasi penuh 300 juta warganya pada akhir musim panas.

Baca Juga

Jika tujuan tersebut terwujud, itu berarti hampir seluruh populasi AS yang berjumlah 330 juta orang akan dapat menerima vaksin tersebut.

Pengumuman itu muncul ketika sejumlah wilayah menyuarakan keprihatinan atas kelangkaan vaksin yang semakin banyak dicari setelah mendapat persetujuan darurat oleh Administrasi Makanan dan Obat (FDA) pada Desember.

"Pesanan baru akan terdiri dari 100 juta dosis masing-masing dari Moderna dan Pfizer-BioNTech," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, Selasa (27/1).

Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 50 persen dari pasokan vaksin AS, yang sebelumnya mencapai 400 juta dosis. Vaksin Pfizer dan Moderna masing-masing memerlukan dua dosis terpisah dengan jarak beberapa minggu sebelum efektif dalam mencegah penularan Covid-19.

Pemerintahan Biden berusaha untuk meningkatkan pengiriman vaksin ke negara bagian, suku dan wilayah AS dari 8,6 juta dosis per minggu menjadi setidaknya 10 juta, atau sekitar 16 persen.

Gedung Putih mengatakan pemerintah akan berkomitmen pada level itu selama tiga minggu ke depan. Pejabat di negara bagian telah memberikan peringatan secara nasional atas kurangnya pasokan vaksin, termasuk di Kalifornia, Hawaii, Maryland, New York dan Virginia Barat karena permintaan penduduk masih tinggi.

Pasokan tambahan dapat bertambah jika FDA memberikan otorisasi darurat kepada Johnson dan Johnson untuk kandidat dosis tunggal. Perusahaan itu dijadwalkan untuk mengumumkan hasil uji cobanya minggu depan.

 
Berita Terpopuler