9.160 Vaksin Tiba di Kota Bogor untuk Penyuntikan Kedua

Penyuntikan kedua vaksin Sinovac di Bogor akan dilakukan pada Kamis (28/1).

ANTARA/Arif Firmansyah
Petugas mengangkat vaksin COVID-19 dari PT Bio Farma di Gudang Logistik Vaksin, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/1/2021). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan melakukan vaksinasi COVID-19 tahap kedua di tujuh daerah mulai Kamis (28/1) mendatang yaitu Kota Bandung, Bekasi, Kota Bogor, Depok, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Rep: Shabrina Zakaria Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kota Bogor kembali menerima 9.160 dosis vaksin Sinovac untuk penyuntikan kedua. Sebanyak lima kotak berisikan vaksin tiba di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor sekitar pukul 12.20 WIB, Selasa (26/1).

Sekretaris Dinkes Kota Bogor, Erna Nuraena mengungkapkan, kalau vaksin ini mulai disalurkan Rabu (27/1) dan penyuntikan kedua akan dilakukan pada Kamis (28/1) mendatang. Rencananya, pada penyuntikan kedua, vaksin diberikan kepada 9.150 tenaga kesehatan (nakes) dan 10 pejabat yang sempat menerima vaksin pada 14 Januari lalu.

"Jumlah dosis sama, 9.160 dan rencananya akan digunakan untuk penyuntikan kedua. Rencananya akan kita lakukan pada hari kamis, yaitu selang 14 hari setelah penyuntikan pertama," kata Erna di Kantor Dinkes Kota Bogor, Selasa (26/1).

Penyuntikan kedua vaksin tahap pertama ini akan dilaksanakan di 54 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang sudah memfasilitasi penyuntikan pertama. Dosis yang akan diberikan pun sama dengan penyuntikan pertama yaitu 0,5 cc.

"Jadi mulai Kamis fasyankes akan mulai menyuntik ulang dan sasaran baru, dengan dosis yang sama 0,5 cc," kata Erna.

Dia menambahkan, penyuntikan kedua dilakukan untuk mempercepat proses pembentukan antibodi. "Karena vaksin Sinovac ini, vaksin mati, jadi vaksinasi pertama untuk merangsang terbentuknya antibodi, vaksin kedua untuk mengakselerasi pembentukan antibodi," jelas Erna.

Meski membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk membentuk antibodi. Namun, Erna mengungkapkan rata-rata membutuhkan waktu dua bulan untuk penerima vaksin agar memiliki antibodi yang sempurna untuk melawan Covid-19. Dia menegaskan, setelah menerima vaksin, bukan berarti tutbuh kebal dari penularan virus.

"Itulah kenapa kita harus mengedukasi masyarakat jangan sampai salah kaprah, kalau sudah divaksin sudah kebal, itu tidak. Jadi vaksinasi ini tidak mencegah orang tertular, kalau saya sudha divaksin bukan berarti tidak tertular. Tapi ketika saya tertular saya sudah punya tentara antibodi didalam tubuh, sehingga saat virus masuk antibodi langsung bekerja agar gejala tidak berat," ujarnya.

 
Berita Terpopuler