Kasus Covid-19 Nyaris Sejuta, Satgas: Jangan Lengah!

Indonesia hanya' butuh 744 kasus baru untuk mencatatkan total sejuta kasus Covid-19.

istimewa
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro. Ilustrasi
Rep: Sapto Andika Candra Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 kembali meminta masyarakat konsisten menerapkan protokol kesehatan 3M: mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Peringatan satgas yang berulang-kali disampaikan ini berkaitan dengan penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 yang diperkirakan jumlah akumulasinya tembus satu juta orang pada Selasa (26/1).

'Hanya' butuh 744 kasus baru pada esok hari untuk mencatatkan total satu juta kasus Covid-19 di Indonesia. Dengan rata-rata penambahan kasus harian mencapai 11.748 orang per hari dalam sepekan terakhir, kemungkinan itu besar.

"Jangan lengah, pastikan saat kita membuka masker kita berada di situasi yang aman, tidak berkerumun dan tidak banyak orang. Tetap produktif dari rumah. Cari solusi untuk turunkan mobilitas, apalagi saat PPKM masih berlaku," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro dalam keterangan pers, Senin (25/1).

Penggunaan masker menjadi poin yang ditekankan oleh Reisa. Ia meminta masyarakat tetap menggunakan masker di ruang publik atau di rumah, apabila risiko penularannya tinggi. Protokol kesehatan pun, ujarnya, harus diterapkan di lingkungan kerja dan saat menaiki transportasi umum. Ia mengingatkan bahwa celah penularan bisa terjadi di mana saja, oleh siapa saja.

"Upaya kecil dari inidvidu akan mengurangi banyak hal. Pertama, angka kasus aktif yang makin tinggi yang pernah mencapai 160 ribu di hari minggu kemarin. Kedua, beban rumah sakit bertambah, meskipun penambahan ruang perawatan sudah dilakukan," kata Reisa.

Penambahan beban rumah sakit ini dikhawatiran akan mengganggu pelayanan bagi pasien non-Covid-19. Tak hanya itu, pasien Covid-19 yang baru pun, ujar Reisa, juga akan kesulitan mengakses layanan kesehatan yang memadai. Bila kondisi tersebut terjadi, maka ujungnya adalah angka kematian berpotensi meningkat, khususnya akibat Covid-19.

"Sebagian dari kita mungkin terkejut dengan angka kumulatif penambahan kasus hampir satu juta. Hari ini total kasus terkonfirmasi dari 2 Maret 2020 sampai 25 Januari 2021 per jam 12.00 WIB adalah sebanyak 999.256 orang," kata Reisa.

Kendati begitu, Reisa juga menggarisbawahi bahwa dari angka positif Covid-19 yang nyaris menyentuh 1 juta orang, lebih dari 80 persen (809.488 orang) telah dinyatakan sembuh. Bahkan kelompok penyintas Covid-19 ini membentuk satu wadah komunitas sendiri dan secara kolektif mendonorkan plasma convalescent.

Mereka juga sering ingatkan jangan anggap sepele covid. "Kita tahu bersama bahwa penyakit ini dapat berujung pada gejala berkepanjangan atau long covid," katanya.

Hari ini satgas merilis ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 9.994 orang dalam 24 jam terakhir. Angka ini menjadi yang terendah dalam sepekan terakhir. Dengan angka ini, maka jumlah kumulatif kasus Covid-19 nasional mencapai 999.256, nyaris satu juta orang.

Namun penurunan kasus positif hari ini belum tentu menggambarkan kondisi penularan Covid-19 yang sebenarnya. Sudah menjadi pola mingguan bahwa penambahan kasus harian selalu anjlok di hari Ahad-Senin setiap pekan.

Anjloknya angka kasus harian pada Ahad-Senin setiap pekan merupakan imbas dari turunnya kapasitas pemeriksaan pada akhir pekan dan hari libur nasional.

Di luar jebloknya kapasitas testing, tingkat positif atau positivity rate Covid-19 harian masih saja tinggi. Per Senin (25/1) ini tercatat angka positivity rate sebesar 28,9 persen. Terhitung sejak 1 Januari 2021, hanya dua kali dilaporkan angka positivity rate di bawah 20 persen.

 
Berita Terpopuler