Inggris akan Karantina Orang dari Negara Risiko Tinggi Covid

Perdana Menteri Inggris ingin karantina Covid-19 dilakukan secara terarah

AP/Tolga Akmen/AFP Pool
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama briefing media tentang virus corona, COVID-19, di Downing Street, London, Kamis 7 Januari 2021.
Rep: Idealisa Masyrafina/Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris akan memaksa pengunjung dari negara-negara berisiko tinggi Covid-19 untuk melakukan karantina selama sepuluh hari. Sumber mengatakan bahwa Perdana Menteri Boris Johnson lebih menyukai pendekatan yang lebih bertarget daripada membuat semua penumpang udara karantina.

Dilansir Daily Mail pada Ahad (24/1) disebutkan wisatawan dari Brasil dan Afrika Selatan, ditambah negara tetangga mereka, akan bertemu pada saat kedatangan dan diantar ke hotel untuk karantina selama sepuluh hari di bawah rencana yang sedang dibahas oleh para menteri.

Johnson diperkirakan akan memimpin komite Covid-19 untuk menyelesaikan langkah-langkah tersebut besok Senin (25/1). Penumpang harus membayar untuk masa inap hotel wajib.

Pemeriksaan langsung untuk mengarantina wisatawan dari semua negara akan ditingkatkan pekan ini dengan kunjungan untuk memastikan mereka sudah di rumah. Pemeriksaan akan dilakukan oleh polisi atau pejabat Kesehatan Masyarakat Inggris, kata sumber pemerintah.

Menteri Dalam Negeri Priti Patel termasuk di antara Menteri Kabinet yang mendukung peningkatan pemeriksaan. Inggris telah mencatat lebih dari 3,5 juta infeksi Covid-19, tertinggi kelima di dunia, dan hampir 96 ribu kematian.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler