Ratusan Nakes tak Hadir Saat Vaksinasi Covid, Ini Kata IDI

Pelaksanaan vaksinasi bagi para nakes itu akan dijadwalkan ulang.

Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau kegiatan vaksinasi para tenaga kesehatan, asisten dan penunjang tenaga kesehatan (nakes) di RS Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (18/1).
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan tenaga kesehatan (nakes) dilaporkan tidak hadir saat vaksinasi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan, penyebab ketidakhadiran tenaga media ini harus diteliti.

"Mengenai nakes yang tidak hadir saat vaksinasi, saya pikir ada banyak kemungkinan yang harus diteliti satu per satu," kata Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban saat dihubungi Republika, Selasa (19/1).

Dia menyebutkan, kemungkinan ada beberapa penyebab absennya para tenaga medis saat penyuntikan vaksin. Pertama, bisa jadi ada kesulitan saat melakukan registrasi di aplikasinya yaitu Pedulilindungi. Kemungkinan kedua karena kesibukan nakes.

Zubairi menjelaskan, jam kerja tenaga kesehatan lumayan berat apalagi saat pandemi seperti sekarang yang sangat ketat jadwalnya. Karena itu, dia meminta, vaksinasi untuk para tenaga medis termasuk dokter yang belum mendapatkannya bisa dijadwal ulang.

Penyebab ketiga, dia melanjutkan, mungkin memang ada satu dua tenaga kesehatan yang belum begitu yakin mengenai keamanan dan efektivitas dari vaksin. Tetapi, Zubairi meyakini kemungkinan persoalan ini sangat kecil. "Jadi, memang harus dilihat dari kasus per kasus," ujarnya.

 

Pihaknya dari organisasi profesi IDI bersedia menjelaskan bagi nakes atau pihak yang masih meragukan efektivitas dan keamanan vaksin ini. Zubairi menambahkan, pertanyaan atau informasi yang diinginkan bisa langsung ditanyakan ke akun media sosial twitternya.

"Nanti akan saya jelaskan sekali lagi. Yang jelas bisa disimpulkan vaksin ini aman dan efektif," katanya.

Kesimpulan ini, dia melanjutkan, berdasarkan penelitian dan pertimbangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengapa mengeluarkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA). Dia menambahkan, BPOM tidak sembarangan mengeluarkan izin EUA karena sebelumnya telah membandingkannya dengan uji klinis vaksin negara lain seperti China dan Rusia.

"Mereka sangat hati-hati dan sangat melihat bukti ilmiah," katanya.

Sebanyak 166 orang tenaga kesehatan (nakes) di Kota Semarang, Jawa Tengah, tidak hadir dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap pertama. Pelaksanaan vaksinasi bagi para nakes itu akan dijadwalkan ulang.

Sementara itu, sebanyak 35 tenaga kesehatan (nakes) tidak datang ke fasilitas kesehatan (faskes) sesuai jadwal yang telah ditetapkan pada empat hari pertama pelaksanaan vaksinasi di Kota Solo. Padahal 35 nakes tersebut sudah melakukan registrasi sehingga sudah terdata di Primary Care BPJS Kesehatan. 

 
Berita Terpopuler