Kementan: Akhir Januari Harga Cabai Dipastikan Turun

Penurunan harga didorong musim panen cabai yang akan digelar beberapa hari ke depan

Antara/Asprilla Dwi Adha
Penjual menyortir cabai rawit merah. Harga cabai rawit merah di pasar daerah tersebut naik dari Rp50 ribu per kilogram menjadi Rp85 ribu per kilogram sejak awal tahun. Kementan menyatakan akhir Januari, harga cabai akan turun.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan, situasi harga komoditas aneka cabai akan mulai turun pada akhir bulan ini. Penurunan harga didorong oleh musim panen cabai yang akan digelar beberapa hari ke depan.

Kepala Distribusi Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementan, Maino Dwi Hartono, mengatakan, saat ini situasi harga juga sudah melandai khusus untuk cabai merah keriting. Namun, untuk jenis cabai rawit merah masih stabil tinggi.

Kementan, kata dia, sudah melakukan sejumlah upaya untuk menekan fluktuasi harga dengan intervensi pada level distribusi agar penyediaan cabai tetap terjaga meski di tengah pasokan yang tidak stabil.

"Kami mulai (operasi pasar) 12 Januari dan kami rencanakan sampai 25 Januari karena akhir bulan ini cabai sudah banyak," kata Maino saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (19/1).

Khusus di Jakarta, terdapat 49 titik pasar yang menjadi lokasi operasi pasar cabai. Selain itu, Kementan juga terus menggunakan Pasar Mitra Tani untuk menyediakan cabai dengan harga terjangkau. Harga cabai rawit merah dijual Rp 28 ribu per 0,5 kilogram (kg) sedangkan cabai merah keriting dihargai Rp 23 ribu per 0,5 kg.

Baca Juga

Adapun, mengutip statistik Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per 18 Januari 2021, cabai merah keriting secara nasional dihargai Rp 54.550 per kg sedangkan cabai rawit merah sebesar Rp 76.350 per kg.

"Volume memang kecil, tapi kami siap terus membantu masyarakat untuk mendapatkan cabai dengan harga yang lebih murah," kata Maino.

Ia menambahkan, saat ini sebagian petani cabai juga sudah memulai kegiatan panen. Meski demikian, terdapat kendala akibat cuaca ekstrem. Maino menjelaskan, curah hujan tinggi menyebabkan adanya tunda petik para petani karena rawan merusak kualitas produk sekaligus biaya tenaga kerja yang lebih mahal.

Situasi itu menyebaban fluktuasi harga yang cukup tinggi. "Seperti di Pasar Kramat Jati kalau dilihat itu perubahan harga tiap hari tinggi sekali, kadang bisa berbeda RPp 5.000 per kg," katanya.

Pihaknya pun optimistis ketika kegiatan panen mulai normal, harga cabai di perkotaan diyakini akan stabil sehingga masyarakat dapat kembali mendapatkan cabai dengan harga normal.

 
Berita Terpopuler