Prediksi Jumlah Muslim Sunni dan Syiah, Banyak Mana?

Terdapat perbedaan jumlah Muslim Sunni dan Syiah ke depan

AP Photo/Ebrahim Noroozi
Terdapat perbedaan jumlah Muslim Sunni dan Syiah ke depan, Muslim Syiah Ilustrasi
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Timur Tengah akan terus memiliki pertumbuhan persentase negara mayoritas Muslim tertinggi. Hal ini sebagaiman laporan yang dirilis proyeksi pertumbuhan populasi Pew Research Center. 

Menurut laporan itu, dari 20 negara dan wilayah di kawasan ini, semua negara kecuali Israel, jumlah Muslim diproyeksikan menjadi setidaknya 50 persen pada 2030.  

Sebanyak 17 negara di Timur Tengah yang ada diperkirakan memiliki populasi Muslim lebih dari 75 persen pada 2030. Pengecualiannya berlaku untuk Israel, Lebanon, dan Sudan yang saat ini dilakukan pembatasan, kendati demikian ketiga negara ini diproyeksikan tetap naik.   

Mesir, Aljazair, dan Maroko saat ini memiliki populasi Muslim terbesar di Timur Tengah. Namun, pada 2030, Irak diperkirakan memiliki populasi Muslim terbesar kedua di wilayah tersebut.

Sebagian besar karena Irak memiliki tingkat kesuburan yang lebih tinggi daripada Aljazair atau Maroko.

Sementara itu Muslim Sunni akan terus menjadi mayoritas Muslim pada 2030 (87-90 persen). Porsi Muslim dunia yang Syiah mungkin sedikit menurun, sebagian besar karena kesuburan yang relatif rendah di Iran, yang menjadi rumah besar bagi sepertiga Muslim Syiah dunia tinggal.

Populasi Muslim dunia tumbuh baik dalam jumlah absolut maupun secara relatif sebagai bagian dari semua orang di dunia.

Forum Religion & Public Life Pew Research Center telah membuat laporan tentang pertumbuhan muslim tercepat di berbagai belahan dunia.

Laporan tersebut berupaya untuk memberikan perkiraan terkini tentang jumlah Muslim di seluruh dunia pada tahun 2010 dan untuk memproyeksikan pertumbuhan populasi Muslim dari 2010 hingga 2030. 

 

Lebih lanjut, jumlah Muslim diperkirakan akan meningkat sekitar 35 persen dalam dua dekade mendatang, meningkat secara absolut dari 1,6 miliar menjadi sekitar 2,2 miliar orang pada 2030. 

Dalam setengah abad ke depan muslim akan tumbuh lebih dari dua kali lebih cepat dari populasi dunia secara keseluruhan antara 2015 dan 2060 dan pada paruh kedua abad ini,  kemungkinan akan melampaui umat Kristen  sebagai kelompok agama terbesar di dunia. 

Sementara populasi dunia diproyeksikan tumbuh 32 persen dalam beberapa dekade mendatang, jumlah Muslim diperkirakan akan meningkat 70 persen dari 1,8 miliar pada 2015 menjadi hampir tiga miliar pada 2060.

Alasan utama pertumbuhan Islam pada akhirnya melibatkan demografi sederhana. Pertama, Muslim memiliki lebih banyak anak daripada tujuh kelompok agama besar lainnya yang dianalisis dalam penelitian ini.  

Wanita Muslim memiliki rata-rata dua sampai sembilan anak, jauh di atas kelompok tertinggi berikutnya (Kristen pada dua hingga enam) dan rata-rata dari semua non-Muslim (2,2). Di semua wilayah utama di mana terdapat populasi Muslim yang cukup besar, kesuburan Muslim melebihi kesuburan non-Muslim.  

Pertumbuhan populasi Muslim juga dibantu fakta bahwa Muslim memiliki usia rata-rata termuda (24 tahun 2015) dari semua kelompok agama utama, lebih muda tujuh tahun dari usia rata-rata non-Muslim (32). 

Sebagian besar umat Islam akan segera berada pada titik kehidupan mereka ketika orang mulai memiliki anak. Ini, ditambah dengan tingkat kesuburan yang tinggi, akan mempercepat pertumbuhan penduduk Muslim. 

Lebih dari sepertiga Muslim terkonsentrasi di Afrika dan Timur Tengah, wilayah yang diproyeksikan mengalami peningkatan populasi terbesar. 

Tetapi bahkan di wilayah dengan pertumbuhan tinggi ini dan juga wilayah lainnya Muslim diperkirakan tumbuh lebih cepat daripada anggota kelompok lain. 

Misalnya, Muslim di sub-Sahara Afrika, rata-rata, lebih muda dan memiliki kesuburan lebih tinggi daripada  populasi keseluruhan di wilayah tersebut.

 
Berita Terpopuler