Covid, Usia Harapan Hidup Warga AS Terpangkas Setahun Lebih

Warga Afrika-Amerika dan Latin-Amerika paling terpengaruh oleh pandemi Covid-19.

AP/Rich Pedroncelli
Halaman Capitol negara bagian di Sacramento, California, Kamis, 14 Januari 2021. Penurunan harapan hidup di antara warga etnis minoritas di Amerika Serikat diproyeksikan sekitar tiga kali lipat dari populasi kulit putih.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Studi terkini memperkirakan usia harapan hidup rata-rata warga Amerika Serikat pada 2020 turun lebih dari setahun akibat Covid-19. Temuan itu dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Penelitian digagas oleh para peneliti dari Princeton dan University of Southern California. Mereka membuat empat proyeksi berdasarkan perkiraan total kematian akibat virus corona hingga 31 Desember 2020 dari Institute for Health Metrics and Evaluation.

"Penurunan usia harapan hidup pada 2020 di AS diproyeksikan melebihi sebagian besar negara berpenghasilan tinggi lainnya, menunjukkan bahwa AS akan melihat angka harapan hidup warganya berkurang lebih jauh dari negara lainnya," kata peneliti.

Jika pandemi Covid-19 tidak terjadi, penulis studi mencatat bahwa seseorang yang lahir pada 2020, rata-rata akan hidup sampai sekitar 79 tahun. Akan tetapi, peneliti memproyeksikan kematian yang disebabkan oleh virus berkurang sekitar 1,22 tahun dari rata-rata.

Populasi warga Afrika-Amerika dan Latin-Amerika diproyeksikan mengalami penurunan usia harapan hidup yang jauh lebih besar dibandingkan dengan populasi warga kulit putih. Menurut peneliti, penyebabnya termasuk ketidaksetaraan struktural berkepanjangan.

Penurunan harapan hidup di antara warga etnis minoritas diproyeksikan sekitar tiga kali lipat dari populasi kulit putih. Ada penurunan 0,73 tahun untuk populasi kulit putih, 2,26 tahun untuk populasi kulit hitam, dan 3,28 tahun untuk populasi warga Latin.

Baca Juga

Perbedaan ini konsisten dengan angka yang dikeluarkan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Lembaga melaporkan peningkatan tingkat rawat inap, kasus infeksi, dan angka kematian untuk populasi kulit hitam dan Latin.

Lonjakan angka kematian dan rawat inap hampir tiga kali lipat jika dibandingkan dengan populasi kulit putih. Komparasi antara populasi Latin dan warga kulit putih sebesar 4,1 kali lipat, sedangkan populasi kulit hitam dan kulit putih sebanyak 3,7 kali lipat.

Para peneliti mengatakan, jumlah yang lebih besar itu mungkin terkait dengan pekerjaan bergaji rendah, PHK, dan masalah asuransi kesehatan. Begitu pula eksposur risiko tinggi dalam pekerjaan, permukiman padat, serta ketergantungan pada transportasi umum.

"Angka kematian yang lebih tinggi untuk populasi kulit hitam dan Latin muncul karena tingkat kematian akibat Covid-19 yang lebih tinggi dan kerentanan yang lebih besar pada kelompok-kelompok ini dibandingkan warga kulit putih," ujar penulis studi.

Sebagai catatan, tim menganalisis kesenjangan usia harapan hidup antara setiap kelompok etnis. Selama 15 tahun terakhir, kesenjangan antara populasi kulit hitam dan kulit putih meningkat dari 3,6 tahun menjadi melebihi lima tahun, dikutip dari laman Fox News, Ahad (17/1).

 
Berita Terpopuler