AS Ingatkan India, Bisa Seperti Turki Jika Beli S-400 Rusia

AS ingin India batalkan kesepakatan pembelian S-400 Rusia.

EPA
Sistem misil S-400 milik Rusia. Modifikasi S-400 dan S-300 membuatnya dapat digunakan untuk berbagai jenis rudal. Ilustrasi.
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengingatkan India untuk membatalkan kesepakatan senilai 5,5 miliar dolar AS dengan Rusia tentang pembelian S-400. Sebab, kesepakatan ini dinilai bakal meningkatkan risiko sanksi seperti Turki.

Pemerintahan Trump telah menyampaikan pesan kepada India untuk membatalkan kesepakatan 5,5 miliar dolar AS untuk lima sistem rudal. AS juga mengatakan kepada India untuk menghindari krisis diplomatik.

Namun, India mengatakan, membutuhkan rudal permukaan ke udara jarak jauh untuk melawan ancaman dari China. Seperti diketahui, India dan China telah mengalami pergolakan di perbatasan Himalaya yang disengketakan sejak April. Insiden itu yang paling serius dalam beberapa dekade.

New Delhi juga telah menegaskan haknya untuk memilih pasokan pertahanan negaranya. Ini pun berpotensi menjadi titik awal perselisihan dengan pemerintahan AS yang baru. "India dan AS memiliki kemitraan strategis global yang komprehensif. India juga memiliki kemitraan strategis khusus dan istimewa dengan Rusia," ujar juru bicara kementerian luar negeri India Anurag Srivastava mengacu pada pembelian S-400 yang diusulkan, dikutip laman India Today, Sabtu (16/1).

"India selalu menerapkan kebijakan luar negeri yang independen. Ini juga berlaku untuk akuisisi dan pasokan pertahanan kami yang dipandu oleh kepentingan keamanan nasional kami," ujarnya menambahkan.

AS menjatuhkan sanksi kepada Turki bulan lalu karena mengakuisisi sistem pertahanan udara Rusia di bawah Undang-Undang Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).

Baca Juga

BACA JUGA: Utang Luar Negeri Indonesia Membengkak Ribuan Triliun Rupiah? Ini Fakta-Fakta Terbarunya

 

Seorang juru bicara kedutaan AS di Delhi mengatakan, AS mengetahui laporan rencana pembelian S-400 oleh India, namun mencatat belum ada pengiriman.
"Kami mendesak semua sekutu dan mitra kami untuk membatalkan transaksi dengan Rusia yang berisiko memicu sanksi berdasarkan CAATSA. CAATSA tidak memiliki ketentuan pengesampingan khusus negara atau negara," ujar juru bicara tersebut.

"Kami belum membuat keputusan pengabaian sehubungan dengan transaksi India dengan Rusia," kata juru bicara itu kepada Reuters.

Belum ada komentar langsung dari pejabat Rusia. Moskow sebelumnya mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan pada Turki tidak sah dan menunjukkan kesombongan terhadap hukum internasional.

India melakukan pembayaran awal sebesar 800 juta dolar AS pada 2019 untuk kesepakatan Rusia. Moskow secara tradisional menjadi pemasok senjata utama India. Namun dalam beberapa dekade terakhir pemerintah India telah beralih ke AS dan Israel untuk membeli pesawat dan drone baru.

Para pejabat AS yakin masih ada waktu bagi Delhi untuk mempertimbangkan kembali, dan bahwa tindakan hukuman hanya akan berlaku jika kesepakatan dengan Rusia disempurnakan.

Washington telah mengatakan kepada New Delhi bahwa jika India memperoleh S-400, maka itu akan memengaruhi bagaimana sistemnya berinteraksi dengan peralatan militer AS yang kini dimiliki India. Pembelian itu juga akan membahayakan transfer senjata di masa depan seperti pesawat tempur kelas atas dan drone bersenjata.

BACA JUGA: Utang Luar Negeri Indonesia Membengkak Ribuan Triliun Rupiah? Ini Fakta-Fakta Terbarunya

 

 
Berita Terpopuler