Kematian Akibat Covid-19 di Inggris Tembus 100 Ribu Jiwa

Inggris memiliki salah satu tingkat kematian akibat virus corona terburuk di dunia.

Ilustrasi Covid-19

Ilustrasi Covid-19

Rep: Fergi Nadira Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Lebih dari 100 ribu orang meninggal dunia karena virus corona baru (Covid-19) di Inggris, Rabu (13/1) waktu setempat. Selama 24 jam, jumlah kematian tercatat 1.564 menjadikan total kematian di seluruh negeri karena Covid-19 mencapai 101.160 jiwa.

Seperti dilansir laman Guardian, hampir satu dari setiap 660 orang di Inggris telah meninggal karena penyebab terkait Covid-19 selama pandemi atau sekitar satu dari enam dari semua kematian. Inggris memiliki salah satu tingkat kematian akibat virus corona terburuk di dunia, dengan 151 per 100 ribu orang.

Bahkan dengan angka pemerintah yang lebih rendah atau yang hanya mengukur kematian dalam 28 hari setelah tes Covid positif, Inggris kini berada di depan AS, Spanyol, dan Meksiko, di mana masing-masing terdapat 116, 113 dan 108 kematian per 100 ribu orang.

Angka-angka tersebut juga sangat kontras dengan negara-negara yang mempertahankan tingkat kasus dan kematian yang rendah. Negara-negara tersebut termasuk Taiwan, Selandia Baru dan Australia di mana tingkat kematian per 100 ribu orang berada pada 0,03, 0,5 dan 3,6.

Seorang profesor tamu kesehatan masyarakat di Universitas Bristol dan anggota kelompok ahli Sage Independen, Gabriel Scally mengatakan jumlah 100 ribu lebih korban meninggal adalah dakwaan tentang cara pandemi ditangani.

"Ini adalah jumlah yang mencengangkan dari kematian yang dapat dicegah dari satu penyebab dalam satu tahun, (sebuah) angka yang benar-benar mencengangkan. Itu adalah tanda kegagalan kebijakan dan praktik yang fenomenal dalam menghadapi virus baru dan berbahaya ini," kata Scally.

Pemerintah Inggris telah berulang kali dituduh bertindak terlambat untuk mengurangi penyebaran virus. Berdasarkan pasien dengan Covid-19 di sertifikat kematian ada 93.418 kematian yang dicatat oleh badan statistik hingga 10 Januari. Berikutnya setelah itu, tercatat 7.742 kematian yang dicatat.

Baca Juga


Angka kematian ini diterbitkan oleh pemerintah berdasarkan kematian yang merujuk pada 28 hari tes positif untuk virus corona. Cara penghitungan kematian akibat virus corona di Inggris telah berubah sejak awal pandemi.

Sementara badan statistik menghitung kematian di mana Covid-19 dicatat pada sertifikat kematian, yakni angka pemerintah yang dirilis setiap hari menghitung kematian dalam 28 hari setelah tes positif. The Guardian menganalisis data dari kedua sumber untuk mencapai jumlah korban meninggal paling mutakhir.

Jumlah kematian yang diumumkan oleh pemerintah telah meningkat 55 persen dalam sepekan terakhir. Hal ini terjadi setelah munculnya varian baru Covid-19. Sementara aturan yang dilonggarkan selama periode Natal diperkirakan telah meningkatkan kasus, rawat inap, dan kematian.

Kendati demikian, Namun, kasus Covid-19 positif kini menurun. Hingga Rabu (13/1) waktu setempat, 47.525 kasus positif tercatat di seluruh Inggris. Tetapi jumlah orang di rumah sakit terus meningkat, dengan 4.253 orang lebih banyak dirawat, meningkat 35 persen selama tujuh hari terakhir.


 
Berita Terpopuler