YouTube Tangguhkan Akun Donald Trump

Akun Donald Trump akan ditangguhkan selama sepekan.

EPA-EFE/NEIL HALL
Donald Trump
Rep: zainur mahsir ramadhan Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — YouTube baru-baru ini mengikuti langkah dari Twitter dan Facebook untuk menangguhkan akun Donald Trump. Penangguhan yang dilakukan YouTube, rencananya, akan berlaku selama satu pekan.

Sejauh ini, berbagai platform sosial media memang telah mengambil sikap atas kerusuhan di Capitol AS pekan lalu. Serangan itu, memaksa anggota parlemen AS bersembunyi dan berujung pada kematian lima orang, termasuk seorang petugas kepolisian Capitol.

Penangguhan saluran Trump terjadi setelah komentar yang dibuatnya pada konferensi pers Selasa sebelumnya, yang juga deras mengalir di platform. Langkah itu, dilakukan menyusul rencana pelantikan Presiden terpilih, Joe Biden, pekan depan. Berdasarkan keterangan pejabat penegak hukum, ada ancaman yang dapat dilancarkan atas tindakan kekerasan dari para pendukung Trump.

"Orang-orang mengira apa yang saya katakan benar-benar tepat," kata Trump, Selasa.

Baca Juga

Namun demikian, dirinya tidak bertanggung jawab karena menjadi pemicu kerusuhan. Lebih jauh, sesuai dengan "sistem teguran" situs YouTube, saluran Trump dicegah mengupload video atau streaming langsung selama minimal tujuh hari — dan dapat diperpanjang.


Teguran pertama untuk akun YouTube diketahui menyebabkan penangguhan satu pekan, teguran kedua mengakibatkan penangguhan dua pekan. Teguran ketiga akan mengakibatkan penghentian saluran.

"Setelah meninjau secara cermat, dan mengingat kekhawatiran tentang potensi kekerasan yang sedang berlangsung, kami menghapus konten baru yang diupload ke saluran Donald J. Trump dan mengeluarkan teguran karena melanggar kebijakan kami karena menghasut kekerasan," kata juru bicara YouTube kepada dikutip dari NPR, Rabu (13/1).

"Kami juga menonaktifkan komentar di bawah video di saluran tanpa batas waktu, kami telah mengambil tindakan serupa di masa lalu untuk kasus lain yang melibatkan masalah keamanan," kata juru bicara itu.

Twitter dan Facebook sebelumnya diketahui telah menghapus akun Trump setelah insiden di Capitol AS dan telah menghapus konten yang mendukung pengepungan pekan lalu. Amazon, Google, dan Apple juga telah menghapus aplikasi Parler, yang dilaporkan digunakan oleh banyak pendukung Trump.

 
Berita Terpopuler