Daftar Negara Pengguna Vaksin Sinovac Bertambah

Malaysia tandatangani kesepakatan 23,9 juta dosis vaksin Sinovac.

ANTARA/Muhammad Adimaja
Seorang pasien menunjukkan kartu vaksinasi COVID-19 saat simulasi pemberian vaksin COVID-19 Sinovac di Puskesmas Kelurahan Cilincing I, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Simulasi tersebut digelar sebagai persiapan penyuntikan vaksinasi COVID-19 yang rencananya akan dilakukan oleh pemerintah pada 13 Januari 2021.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizky Suryarandika, Adinda Pryanka, Dessy Suciati Saputri, Antara

Satu lagi negara masuk dalam daftar pengguna vaksin Covid-19 dari perusahaan Sinovac China. Perusahaan farmasi Pharmaniaga Bhd asal Malaysia telah menandatangani perjanjian dengan Sinovac untuk membeli vaksin Covid-19 yang siap diisi.

Rencananya Malaysia akan memproduksi vaksin itu di dalam negeri, kata perusahaan itu, Selasa (12/1). Pharmaniaga mengatakan dalam pengajuan ke bursa bahwa perusahaan itu akan melakukan proses pengisian dan penyelesaian vaksin di Malaysia, dan kemudian akan masuk ke manufaktur lokal, di bawah lisensi dari Sinovac untuk teknologi dan pengetahuannya.

"Ini juga akan membantu Pharmaniaga dalam kemitraan jangka panjang, termasuk transfer teknologi untuk menumbuhkan sektor tersebut di Malaysia," kata pihak Pharmaniaga.

Malaysia telah melakukan pembicaraan untuk mengamankan sebanyak 23,9 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac. Malaysia juga sudah berbicara dengan produsen vaksin lain asal China CanSino Biologics serta dari Institut Gamaleya Rusia yang memmbuat vaksin Sputnik V. Negara Asia Tenggara itu juga telah memperoleh vaksin virus corona dari perusahaan farmasi Amerika Serikat dan Jerman Pfizer-BioNTech, serta perusahaan biofarmasi Inggris-Swedia AstraZeneca PLC, dikutip dari Reuters.

Selain Malaysia, vaksin Sinovac bernama Coronavac juga akan digunakan di Indonesia, Brasil, Turki, Cile, dan Filipina. Khusus Brasil dan Turki, vaksin Sinovac juga menjalani uji klinis tahap 3 di dua negara tersebut.

Bila Indonesia tahun ini menargetkan kedatangan 116 juta dosis vaksin Sinovac, maka Brasil juga berencana kedatangan jumlah yang mendekati. Pemerintah Brasil akan membeli 100 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac sepanjang 2021.

Kabar pembelian vaksin disampaikan oleh Menteri Kesehatan Brasil Eduardo Pazuello. Pazuello menyebutkan bahwa vaksin tersebut akan diproduksi oleh Institut Butantan Brasil.

"Kami sudah menandatangani kontrak dengan Butantan Institute untuk membeli 46 juta dosis pertama pada April dan 54 juta dosis sepanjang tahun," kata Pazuello, dilansir dari kantor berita Bernama pada Sabtu (9/1).

Pazuello meyakinkan bahwa semua vaksin Sinovac yang telah ada di Butantan Institute akan digunakan untuk program imunisasi nasional. Selanjutnya vaksin didistribusikan secara adil dan proporsional di antara semua negara bagian Brasil.

Sedangkan pemerintah Turki untuk membuat kesepakat untuk 50 juta dosis vaksin Sinovac. Kebijakan ini diambil setelah Turki melihat vaksin asal China tersebut sebagai yang paling aman digunakan mengingat diproduksi dengan metode konvensional. Pengiriman tahap pertama sebanyak 3 juta dosis sudah tiba di akhir tahun lalu.

Sedangkan Cile berencana membeli 60 juta dosis vaksin Sinovac dalam rentang waktu tiga tahun. Filipina juga sudah merencanakan injeksi vaksin Sinovac pada bulan depan. Sebanyak 50 ribu dosis diharapkan akan menjadi pengiriman pertama vaksin Sinovac ke Filipina. Negara tetangga Indonesia tersebut akan melakukan vaksinasi separuh populasi pada tahun ini.

Filipina total akan memenuhi kebutuhan vaksinnya dari berbagai produsen. Sebanyak 25 juta dosis di antaranya akan diambil dari Sinovac. Karena itu Sinovac juga sedang dalam pembicaraan untuk melakukan uji klinis tahap 3 di Filipina.




Baca Juga

Indonesia terus bersiap melakukan program vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin Corovac produksi Sinovac China. Hari ini Indonesia kembali menerima kedatangan tahap ketiga vaksin dari perusahaan biofarmasi Sinovac Biotech Ltd. Dalam pengiriman ini, sebanyak 15 juta dosis bulk vaksin Sinovac tiba melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta pada pukul 12.20 WIB.

Disiarkan melalui saluran Youtube Sekretariat Presiden, 15 juta dosis bulk vaksin ini kembali dibawa oleh maskapai Garuda Indonesia. Selanjutnya, bahan baku vaksin ini akan diolah oleh PT Bio Farma menjadi vaksin siap pakai.

“Baru saja kami dengan Menteri Agama dan Direktur Utama Garuda meninjau proses uploading vaksin Sinovac yang baru saja tiba di Tanah Air sebanyak 15 juta dosis,” kata Kepala BNPB Doni Monardo saat konferensi pers.

Ia mengatakan, kedatangan tahap ketiga vaksin Sinovac ini akan menambah jumlah dosis vaksin yang ada di Indonesia untuk pelaksanaan vaksinasi kepada seluruh masyarakat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, sebelumnya menyampaikan, dengan pengolahan 15 juta dosis bulk vaksin ini maka Indonesia akan memiliki 12 juta vaksin jadi pada awal Februari nanti.

Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah telah mendatangkan tiga juta vaksin Covid-19 Sinovac dalam dua tahap. Pada tahap pertama, pemerintah menerima 1,2 juta vaksin Sinovac pada Ahad (6/12). Kemudian pada tahap kedua, sebanyak 1,8 juta vaksin Covid-19 Sinovac yang berasal dari Cina tiba di Indonesia.

Program vaksinasi sendiri rencananya akan dilakukan untuk pertama kalinya pada Rabu 13 Januari esok. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi orang pertama di Indonesia yang akan menerima suntik vaksin tersebut.

Vaksin Sinovac sendiri telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA)dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selain itu, vaksin Covid-19 asal Cina inipun telah resmi mendapatkan fatwa halal dari MUI.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta seluruh umat beragama di Indonesia agar tidak ragu mendapat vaksinasi Covid-19. Khusus untuk umat Muslim, Menag memastikan bahwa vaksin Sinovac produksi China tidak mengandung unsur babi. MUI, ujarnya, juga telah mengeluarkan fatwa bahwa vaksin halal dan suci.

"Kurang lebih begini. Pertama vaksin yang tidak memanfaatkan intifa' babi atau bahan yang tercemar babi dan turunannya. Kedua, tidak memanfaatkan bagian tubuh manusia atau juz' minal insan," kata Menag.

Aspek ketiga yang jadi pertimbangan MUI, ujar Yaqut, bahwa kandungan vaksin meski bersentuhan dengan najis mutawassitah sehingga berstatus mutanajis, sudah dilakukan penyucian secara syari atau tathhir syari. Keempat, MUI memastikan bahwa fasilitas produksi vaksin Covid-19 suci dan hanya digunakan untuk produk vaksin Covid-19.

"Artinya vaksin ini boleh digunakan untuk seluruh umat Islam selama terjamin keamanannya menurut ahli yang kredibel dan kompeten," katanya.

Yaqut mengingatkan bahwa seluruh agama mengajarkan untuk saling melindungi antarsatu sama lain. Vaksinasi Covid-19, ujarnya, merupakan salah satu cara untuk saling melindungi umat beragama.

Indonesia mengimpor vaksin Covid-19 dari berbagai produsen vaksin dunia. - (Tim Infografis Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler