26 Warga Masih Dinyatakan Hilang Pascalongsor Cihanjuang

BNPB melaporkan tim telah mengevakuasi 13 warga pascalongsor Cihanjuang

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas gabungan membersihkan material longsor yang menimbun rumah warga di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Ahad (10/1). Longsor yang disebabkan oleh kondisi tanah tidak stabil dan curah hujan tinggi pada Sabtu (9/1) mengakibatkan sekitar 14 rumah rusak berat dan 12 orang meninggal dunia serta belasan orang lainnya masih dalam pencarian. Foto: Abdan Syakura/Republika
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 26 warga Cihanjuang masih dinyatakan hilang akibat tanah longsor pada Sabtu (9/1). Tim gabungan masih melakukan evakuasi korban di lokasi bencana hingga kini. 

Baca Juga

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan  Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan, tim gabungan yang dipimpin oleh Basarnas telah mengevakuasi 13 warga yang tertimbun longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung,  Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. 

"Dampak korban luka-luka tercatat warga luka berat tiga orang, luka ringan 26 dan hilang 26. Sedangkan warga terdampak, mereka mengungsi secara tersebar di rumah penduduk," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (12/1).

Ia menambahkan, data ini diperoleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada Senin (11/1), pukul 23.53 WIB. Sedangkan kerugian materiil, dia melanjutkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang menginformasikan rumah rusak berat 14 unit dan tempat ibadah 11 unit. 

Dampak tersebut disebabkan oleh tanah longsor yang terjadi pada pukul 16.00 WIB dan disusul longsoran berikutnya pada pukul 19.00 WIB. Longsor pertama dipicu oleh intensitas hujan tinggi dan struktur tanah labil. 

"Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Tanah Longsor menginformasikan proses evakuasi terkendala cuaca hujan di sekitar lokasi bencana," ujarnya. 

Ia mengatakan, hujan yang turun sangat berpengaruh pada kondisi tanah sehingga tim gabungan dengan cermat untuk memantau gerakan tanah. Proses evakuasi sempat dihentikan sementara karena kondisi hujan. Di samping itu, jalur evakuasi melalui mobil ambulans terkendala dengak akses jalan sempit dan pergerakan orang. 

Perlu diketahui, pemerintah Kabupaten Sumedang telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor pada 9 - 29 Januari 2021. Penetapan status ini dikeluarkan melalui SK Bupati Nomor 21 Tahun 2021 tentang penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Kecamatan Cimanggung dan Kecamatan Jatinagor, Kabupaten Sumedang. 

"Dalam merespons kondisi darurat, BNPB memberikan bantuan logistik berupa masker dan makanan siap saji," katanya.

 

Selain bantuan logistik, BNPB juga menyerahkan  bantuan dana siap pakai (DSP) pada Minggu (10/1). Bahkan, ia menyebutkan Kepala BNPB Doni Monardo menyerahkan kepada Bupati Sumedang bantuan DSP sebesar Rp 1 miliar. 

 
Berita Terpopuler