Di Balik Nama Tafsir Al-Jalalain, Kitab Tafsir Terpopuler

Kitab Tafsir al-Jalalain merupakan kitab tafsir terpopuler sepanjang masa

Republika/Putra M. Akbar
Kitab Tafsir al-Jalalain merupakan kitab tafsir terpopuler sepanjang masa. Ilustrasi tafsir jalalain
Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam dunia keilmuan islam, terdapat sejumlah tafsir Alquran yang menjadi rujukan kaum Muslim. Dan salah satu kitab yang terkenal yakni Kitab Tafsir Al-Jalalain. Mengapa dinamakan Tafsir Al-Jalalain?

Baca Juga

Asal usul penamaan kitab tafsir ini tak terlepas dari nama kedua penulisnya. Kitab Tafsir al-Jalalain atau dua Jalal dikarang dua orang ulama besar dari guru-murid, yaitu al-Imam Jalal al-Din al-Mahalli (wafat 864 H/1460 M) dan al-Imam Jalal al-Din al-Suyuthi (wafat 911 H/1505 M).

Adapun Jalaludin al-Mahalli mengawali penulisan tafsir sejak dari awal surat Al-Kahfi sampai dengan akhir surat An-Naas, setelah itu ia menafsirkan surat Al-Fatihah sampai selesai. Al-Mahalli kemudian wafat sebelum sempat melanjutkannya.

Jalaluddin as-Suyuthi kemudian melanjutkannya, dan memulai dari surat Al-Baqarah sampai dengan surat Al-Isra. 

Kemudian ia meletakkan tafsir surat Al-Fatihah pada bagian akhir urutan tafsir dari Al-Mahalli yang sebelumnya. Namun, masih terdapat perbedaan pendapat mengenai kadar kerja masing-masing penafsir tersebut. 

Berdasarkan Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi dari Penerbit Ummul Qura, tafsir Al-Jalalain termasuk salah satu tafsir yang ringkas, mudah, beredar luas, dan banyak pembacanya.  

Tafsir Al-Jalalain merupakan kitab fenomenal dalam perjalanan sejarah keilmuan Islam, khususnya dalam bidang ilmu Tafsir. Kelugasan bahasa dan metode penyampaiannya yang sederhana tidak menghalangi keterpopuleran buku ini di tengah-tengah karya para ulama yang mendalam dan luas keilmuannya. Tafsir ini diakui oleh kalangan ulama sebagai tafsir yang begitu banyak memberikan manfaat. 

Keistimewaaan tafsir ini disebutkan, yang pertama, menjelaskan makna-makna dari setiap ayat Alquran. Kedua, bersandar hanya kepada riwayat yang paling kuat. Ketiga, memberikan catatan tentang kedudukan kalimat yang dibutuhkan.  

Keempat, memberikan penjelasan tentang perbedaan qiraat di tempat-tempat yang terdapat perbedaan berdasarkan qiraat yang terkenal. Kelima, menghindarkan dari bertele-tele dalam penjelasan sehingga dalam uraian yang ada benar-benar ungkapan yang dipilih secara cermat dan tepat.   

 

 

 
Berita Terpopuler