2024, Aset Keuangan Islam Diproyeksi Tembus 3,6 T Dolar AS

Pandemi Covid-19 mendorong pengembangan keuangan yang lebih inklusif.

2024, Aset Keuangan Islam Diproyeksi Tembus 3,6 T Dolar AS
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, ISLAMABAD -- Aset keuangan Islam global yang negaranya memiliki bank syariah diproyeksi bakal tembus 3,69 triliun dolar AS di 2024. Berdasarkan laporan Keadaan Ekonomi Islam Global periode 2020/2021, pandemi Covid-19 menghentikan pertumbuhan sektor keuangan Islam, namun mendorong pengembangan keuangan yang lebih inklusif.

Baca Juga

Dilansir di Pakistan Observer, Jumat (8/1), kebijakan social distancing akibat virus corona jenis baru 2019 (Covid-19) akan menjadi katalis bagi bank syariah di banyak negara. Yakni untuk mempercepat strategi transformasi digital negara-negara tersebut, terutama dengan inklusi keuangan menjadi masalah utama di banyak negara di mana keuangan Islam aktif.

Pandemi Covid-19 yang menghentikan pertumbuhan sektor keuangan Islam, namun mendorong pengembangan keuangan yang lebih inklusif ini juga didorong secara sosial oleh komunitas Islam global. Dukungan itu melalui crowdfunding, kemitraan publik-swasta, atau dukungan untuk Usaha Kecil Menengah (UKM).

 

Laporan tersebut memperkirakan nilai aset keuangan Islam meningkat sebesar 13,9 persen. Yakni menjadi 2,88 triliun dolar AS pada 2019 dari sebelumnya yang hanya 2,52 triliun dolar AS pada 2018.

Iran, Arab Saudi, dan Malaysia menduduki peringkat tiga besar negara berdasarkan nilai aset keuangan Islam dan mempertahankan posisinya dari tahun lalu. Di Indonesia, kebijakan merger tiga bank syariah besar Indonesia telah memicu sentimen positif di berbagai aspek, salah satunya di pasar modal.

 

Yakni dengan terus melesatnya saham BRI Syariah (BRIS) yang kini menembus 2,860 di perdagangan, Jumat (8/1). Saham BRIS terus uptrend sejak sebelumnya pada Juli 2020 berada di level 330. BRI Syariah diketahui sebagai bank syariah pertama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang pertama melantai di Bursa Saham Indonesia (BEI) pada 2018.

 
Berita Terpopuler