Produsen Brasil akan Pasok 30 Juta Alat Suntik Vaksin

Dalam hal vaksinasi, Brasil jauh di belakang Chile dan Argentina.

istimewa
Ilustrasi vaksin. Hasil survei penerimaan vaksin Covid-19 yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) yang didukung UNICEF dan WHO menunjukan bahwa mayoritas masyarakat siap divaksin Covid-19.
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Para produsen alat suntik Brasil pada Selasa (5/1) mengatakan kan memasok 30 juta alat dan jarum suntik untuk program vaksinasi. Pemerintah Brasil mengatakan akan meminta surplus pasokan.

Eksekutif dari tiga produsen utama alat suntik di Brazil bertemu dengan Presiden Jair Bolsonaro di Kementerian Kesehatan. Mereka sepakat bahwa masing-masing akan memasok 10 juta alat suntik untuk memenuhi kebutuhan tahap awal rencana vaksinasi.

Pemerintah Brasil belum menyetujui vaksin apa pun dan berharap untuk mulai menginokulasi kelompok prioritas dengan vaksin impor sebelum akhir bulan. Brasil dalam hal pelaksanaan vaksinasi berada jauh di belakang beberapa negara tetangganya, seperti Argentina dan Chile.

"Tidak akan ada kekurangan alat suntik untuk vaksin (COVID-19) yang akan tiba di Brazil," kata Paulo Henrique Fraccaro, kepala kelompok lobi industri peralatan dan perlengkapan medis Brazil, ABIMO.

Baca Juga

Brazil memiliki wabah COVID-19 paling mematikan kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Presiden Bolsonaro, yang telah meremehkan tingkat keparahan virus corona, menghadapi kritik karena tidak mengatur langkah-langkah tanggapan pandemi yang efektif.

Fraccaro mengatakan pemerintah Brasil memutuskan untuk meminta kembali pasokan alat suntik setelah gagal menarik tawaran pekan lalu di sebuah sesi lelang daring.

Pemerintah juga berusaha untuk membeli 331 juta alat suntik tetapi hanya membeli 8 juta, atau 2,5 persen dari targetnya. Pemerintah Brasil menetapkan harga referensi di bawah tawaran perusahaan-perusahaan.

Pemerintah setuju untuk mengirimkan alat suntik secara bertahap selama bulan ini dalam kapasitas produksi perusahaan. Pemerintah juga akan mengadakan sesi penawaran lain dalam satu atau dua pekan dengan harga yang "disesuaikan".

 
Berita Terpopuler