Mengharukan, Dokter Bebaskan Utang Pengobatan Pasien Kanker

Seorang dokter onkologi anggap lunas utang 200 pasiennya sebesar 650 ribu dolar AS.

dr omar atiq
Dokter ahli onkologi yang berbasis di Arkansas, AS, dr Omar Atiq dan istrinya Mehreen. Keduanya sepakat membebaskan tagihan biaya perawatan pasiennya di Arkansas Cancer Clinic. .
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 200 orang memulai tahun 2021 tanpa tunggakan tagihan medis. Hal ini terjadi berkat kebaikan seorang dokter onkologi yang menganggap lunas utang pasiennya sebesar 650 ribu dolar AS, sekitar Rp 9 miliar.

Baca Juga

Omar Atiq, seorang ahli onkologi medis yang berpengalaman hampir 40 tahun, menutup klinik kankernya di Pine Bluff, Arkansas, pada bulan Maret 2020. Dia sudah hampir tiga dekade menjalankan kliniknya.

Setelah kliniknya tutup, Atiq bekerja dengan perusahaan penagihan selama beberapa bulan. Mereka mencoba mengumpulkan pembayaran dari pasien yang pernah berobat di kliniknya.

"Seiring waktu, saya menyadari bahwa ada orang yang tidak mampu membayar. Jadi saya dan istri saya, sebagai satu keluarga, memikirkannya. Kami berusaha untuk membebaskan utang mereka," kata Atiq, seperti dilansir laman ABC News, Ahad (3/1).

Sekitar 200 mantan pasien menerima ucapan selamat hari raya dari Atiq pada pekan Natal 2020. Ia menuliskan pesan manis.

"Saya harap catatan ini menemukan Anda dalam keadaan baik. Klinik Kanker Arkansas dengan bangga melayani Anda sebagai pasien,"

"Meskipun berbagai asuransi kesehatan telah membayar sebagian besar tagihan untuk mayoritas pasien, bahkan nilainya sudah dikurangi, namun pembayaran bersama bisa menjadi beban. Sayangnya, itulah cara kerja sistem perawatan kesehatan kita saat ini."

"Klinik Kanker Arkansas menutup praktiknya setelah lebih dari 29 tahun mengabdi kepada masyarakat. Klinik telah memutuskan untuk menghapuskan semua saldo terutang pasien ke klinik. Selamat Liburan.”

 

 

 

Para pasien yang menerima pemberitahuan itu memiliki utang medis sebesar ratusan hingga ribuan dolar AS dari perawatan kanker mereka. Tak semuanya sanggup melunasi.

"Sejak saya mulai praktik, saya selalu merasa tidak nyaman memikirkan pasien yang sakit masih harus memikirkan uang di samping mengkhawatirkan kesehatan, kualitas hidup mereka sendiri dan umur panjang mereka, serta keluarga dan pekerjaan mereka. Itu selalu membuatku sedih."

Penghapusan utang ini dilakukan Atiq untuk membantu masyarakat. Ia menanggap langkah itu penting di tengah situasi pandemi seperti ini.

"Saya melihat pasien selama bertahun-tahun yang tidak memiliki apa-apa atau yang bangkrut berusaha membayar untuk perawatan mereka. Dalam banyak hal, ini tampak seperti situasi yang sama sekali tidak adil."

Bea Cheesman, presiden RMC of America, perusahaan penagihan yang bekerja dengan Atiq untuk membebaskan utang pasiennya, menyebut keputusan itu sebagai "sikap yang sangat baik." Menurutnya, dr Atiq adalah individu yang sangat perhatian dan dia selalu sangat mudah diajak bekerja sama sebagai klien.

"Secara pribadi, saya pikir itu adalah hal yang luar biasa yang dia dan keluarganya lakukan. Menghapus utang ini besar artinya karena orang-orang dengan tagihan onkologi memiliki lebih banyak tantangan daripada sebagian besar populasi," komentar Cheesman.

Atiq, profesor di University of Arkansas untuk Ilmu Kedokteran di Little Rock, dan istrinya adalah orang tua dari empat anak yang semuanya adalah dokter atau tengah kuliah kedokteran. Atiq mengatakan bahwa dia bukan satu-satunya dokter yang berharap pasien tidak perlu khawatir tentang biaya perawatan.

"Salah satu hal yang selalu mengganggu setiap dokter adalah melihat pasien yang sakit harus mengkhawatirkan hal-hal selain mereka menjadi sehat atau menjadi lebih baik," tuturnya.

Atiq mengatakan, kliniknya, Arkansas Cancer Institute, tidak pernah menolak orang karena kurangnya asuransi atau kurangnya dana. Harapannya untuk pasiennya yang sekarang bebas utang adalah mereka memasuki tahun 2021 dengan hidup mereka sedikit lebih mudah.

"Saya hanya berharap ini membuat hidup mereka sedikit lebih mudah. ​​Itu saja. Saya hanya berharap hal itu membuat mereka sedikit lega dan mempermudah mereka sehingga mereka dapat menghadapi tantangan lain yang mungkin mereka hadapi dalam hidup mereka," tuturnya.

 
Berita Terpopuler