Blusukan Risma Temui Tuna Wisma Jadi Perbincangan Medsos

Busukan Risma dianggap pecitraan

Antara/Aprillio Akbar
Petugas PPSU menertibkan hunian liar di kolong jembatan Jalan Proklamasi, Pegangsaan, Menteng, Jakarta, Selasa (29/12/2020). Sebanyak 12 hunian liar ditertibkan oleh petugas dari Kelurahan Pegangsaan, setelah sebelumnya Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan sidak di kolong jembatan tersebut. A
Red: Muhammad Subarkah

IHRAM.CO.ID, jatimnow.com - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang blusukan dan menemui beberapa tunawisma di pedestrian Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta pada Senin (4/1) menjadi pembicaraan di media sosial (medsos).

Aksi mensos pengganti Juliari Batubara ini menuai banyak komentar yang beragam.

Yang menarik di Twitter, netizen merasa heran dengan kehadiran tunawisma di kawasan Sudirman-Thamrin.

"Maaf nih sblmnya, sepanjang jl Sudirman tamrin slama ini sy blm pernah liat tunawisma. Kalo tukang kopi sepeda mah sering liat, apalagi di bundaran HI. Agak aneh mnrt sy jika tiba2 ada tunawisma disana. Atw barangkali tmn2 ada yg prnh liat, ksitau sy," tulis salah satu akun Twitter @Mahaxxxx saat dilihat redaksi jatimnow.com, Selasa (5/1/2021).

Akun itu hingga pukul 12.06 Wib diretweet 660 kali dan disukai 1,9 ribu. Bahkan thread ini sudah mendapat 584 balasan atau komentar. Sebagian besar netizen meledek aksi Risma dalam komentar mereka.

"Kalau benar setingan...apa ini bisa disebut pembohongan publik gak ya...(serius tanya lho). Kalau benar ini setingan...Berani juga ya ni ibu nanggun dosa ....astaghfirulloh...smg ini bukan setingan," tulis akun @Dionxxxxxxx.

"Ada Sutradaranya tuh bang.....lg main sinetron "Pengemis ketemu si Cantik". Biasalah pencitraan.....," tulis akun @desitaxxx membalas @Mahaxxxx.

"Drakor apa lg neh...Wajah menyeringai dengan mata tersenyumWajah menyeringai dengan mata tersenyum

Herman, blusukan kok di jkrt mulu...itu yg lg kena musibah banjir ga dilirik, mensos indobesia apa mensos khusus jkrt...," tambah @G4I_xxxxxx.

Sementara itu @zwestyxxxxx mengomentari akun @Mahaxxxx dan menyebut jika dirinya bertemu dengan para pengemis di lokasi tersebut.

"Banyak mas biasa di jembatan pemyebrangan depan sarinah sama di bawah2nya seklilimg sarimah. Kantor saya disana. Kadang banyak penumpamg busway yg kasi makan atau uang ke mrk. Yg anak2 juga ada," tulisnya.

"Kalau menurut saya wajar di jakarta ada tuna wisma karena memang harga property mahal, dan orang pengen cari duitnya di jakarta," tambah @Parjiyaawxxxxxx.

Sebelumnya, Republika.co.id dengan mengutip laman Jatimnow.com menulis kisah warga yang tinggal di kolong tol Surabaya terkait dengan aksi blusukan Risma ke warga Ibu Kota yang tinggal di kolong tol dekat kantornya selaku Menteri Sosial di kawasan Matraman Salemba.

Media tersebut menulis berita begini:

Setelah menjabat, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi tunawisma di kolong jembatan Menteng, Jakarta Pusat.

 
Data yang didapat Jatimnow.com di lokasi, jumlah keluarga yang menghuni kolong Jalan Tol Waru-Tanjung Perak hingga Kampung 1001 Malam adalah 175 kepala keluarga (KK). Wilayah ini masuk dalam kawasan Lasem Baru, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan.

Sejumlah keluarga yang tinggal di kolong jalan tol itu terbagi dua dipisahkan sungai, sehingga untuk menuju ke sana harus menggunakan perahu tambang. Warga menempati kolong jalan tol dan Kampung 1001 Malam itu sejak Tahun 1999.

"Di sini ya akses jalannya begini mas. Apalagi kalau malam. Gelap," kata Sigit Santoso alias Mamik, Pengurus Kampung 1001 Malam mengawali ceritanya, Senin (4/1/2021).

Pria berusia 37 tahun itu menegaskan bahwa perkampungan di bawah jalan tol dan Kampung 1001 Malam berbeda. Namun sama-sama berdiri sejak 1999. Dulu, wilayah tersebut hanya dataran dipenuhi ilalang seperti sawah atau orang jawa menyebut tegalan. Tak banyak yang tinggal dan hanya para pemulung. Suasananya juga seram.

"Dulu itu nama kampungnya Tegal. Terus ada salah satu orang yang membantu warga di sini, kemudian dikasih nama Kampung 1001 Malam. Akhirnya terkenal sampai sekarang dengan nama itu," jelasnya.

Mamik juga mengatakan bahwa pemukiman ini menjadi satu lahan dengan perkampungan sekitaran Dupak Bandarejo. Namun kondisi tersebut 'pecah' karena dilintasi akses jalan tol.

 

 

 

 
Berita Terpopuler