AS Sambut Baik Pemulihan Hubungan Saudi dan Qatar

Perdamaian antara Arab Saudi dan Qatar sejalan dengan kepentingan AS di kawasan.

saudigazette
Pintu perbatasan Qatar-Arab Saudi di Salwa.
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyambut baik pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Qatar. Hal itu merupakan jalan pembuka bagi penyelesaian krisis Teluk yang telah berlangsung selama 3,5 tahun.

"Resolusi perselisihan tiga tahun yang lebih luas antara Kuartet (Saudi, Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab) dan Qatar adalah untuk kepentingan semua anggota GCC (Dewan Kerjasama Teluk) dan juga kepentingan AS," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan kepada Anadolu Agency pada Senin (4/1).

Baca Juga

Sejak krisis Teluk pecah pada pertengahan 2017, AS berupaya memediasi pihak-pihak terkait. Washington cukup memberi perhatian karena retaknya relasi antara Saudi Cs dan Qatar yang dapat melemahkan upaya melawan pengaruh serta peran Iran di kawasan.

Pada Senin lalu, Saudi setuju mencabut blokadenya terhadap Qatar. Hal itu diumumkan Kuwait saat KTT GCC ke-41 digelar di AlUla, Saudi. "Berdasarkan usulan (Emir penguasa Kuwait) Sheikh Nawaf, disepakati untuk membuka wilayah udara dan perbatasan darat serta laut antara Kerajaan Arab Saudi dan Negara Qatar, mulai malam ini," kata Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Ahmad Nasser al-Sabah seperti disiarkan televisi pemerintah, dikutip laman Al Arabiya.

Dalam perselisihan Teluk, Kuwait mengambil sikap netral. Sama seperti AS, ia bertindak sebagai mediator. Tak lama setelah pengumuman pencabutan blokade, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani mengonfirmasi kehadirannya di KTT GCC ke-41. "Emir negara sedang memimpin delegasi Negara Qatar untuk berpartisipasi dalam pertemuan GCC yang dimulai pada Selasa," kata kantor Sheikh Tamim dalam sebuah pernyataan.

Krisis Teluk telah berlangsung sejak Juni 2017. Hal itu bermula saat Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir menuding Qatar mendukung kegiatan terorisme dan ekstremisme di kawasan. Doha dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

Kendati telah menyanggah, Saudi, Mesir, Bahrain, dan UEA tetap memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Keempat negara itu juga memboikot dan memblokade seluruh akses ke Doha. Saudi serta sekutunya kemudian mengajukan 12 tuntutan kepada Qatar.

Tuntutan itu antara lain meminta Qatar menurunkan hubungan diplomatik dengan Iran dan menutup media Aljazirah. Doha juga diminta menutup pangkalan militer Turki di negaranya. Jika menginginkan boikot dan blokade dicabut, Qatar harus memenuhi semua tuntutan tersebut.

Namun Qatar menolak melakukannya karena menganggap semua tuntutan tak masuk akal. Akibat sikap tersebut, Qatar dikucilkan.

 
Berita Terpopuler