Sulsel Tambah Kapasitas Ruang Isolasi Karantina Covid-19

Pemeriksaan spesimen Covid-19 di Sulsel ditingkatkan hingga dua kali lipat

ARNAS PADDA/ANTARA
Sejumlah anak bermain di Pantai Tanjung Bayang, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (25/12/2020). Objek wisata pantai yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal tersebut ditutup untuk pengunjung hingga 3 Januari 2021 sebagai upaya menekan angka penularan COVID-19 yang masih tinggi di daerah itu.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menambah kapasitas tempat tidur isolasi rumah sakit serta hotel karantina termasuk di kabupaten/kota untuk mengantisipasi lonjakan dan puncak kasus Covid-19 di provinsi itu.

Hal tersebut terungkap pada pertemuan konsolidasi antara Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah bersama dinas kesehatan dan pihak rumah sakit untuk membahas ruang isolasi, Duta Covid-19 serta langkah-langkah pencegahan lainnya dalam rangka mengantisipasi peningkatan pasien Covid-19 di Makassar, Ahad (3/1).

Nurdin Abdullah mengemukakan pemeriksaan spesimen Covid-19 ditingkatkan hingga dua kali lipat, ini disertai perkembangan kasus yang juga meningkat secara sangat signifikan.

"Tentu yang pertama, kami ingin mendengar sejauh mana kesiapan kita menghadapi kondisi ini, terutama urusan rumah sakit yang menjadi penyangga utama maupun rumah sakit penyangga lainnya," kata Nurdin Abdullah di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel.

Nurdin mengemukakan strategi awal Pemprov Sulsel pada pasien Covid-19 yakni pemisahanan penanganan antara pasien komorbid atau yang memiliki penyakit penyerta dan pasien tanpa gejala atau OTG.

"Oleh karena itu, kami dari awal Covid-19 sudah membagi perawatan. OTG kita rawat di Wisata Covid-19 dan pasien komorbid kita masukkan ke rumah sakit," urai Nurdin.


Baca Juga

Hanya saja, menurut Nurdin Abdullah, tidak sedikit pasien Covid-19 yang mengarah ke perawatan rumah sakit padahal tanpa penyakit penyerta. Oleh karena itu, dibutuhkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait hal ini.

"Sebenarnya hotel-hotel kita sama dengan rumah sakit darurat, karena sudah ada tenaga medis, obat-obatan yang beragam," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satgas Covid-19 Sulsel Husni Thamrin menyampaikan pasien Covid-19 yang sementara dirawat di rumah sakit dan sudah tanpa gejala meski berstatus positif direncanakan untuk dipindahkan ke hotel Duta Wisata Covid-19.

"Itu untuk mengurangi beban rumah sakit dan betul-betul merawat yang gejala berat dan kritis. Sehingga pembukaan hotel masih dibutuhkan untuk menampung yang sudah dinyatakan sembuh dari gejala," ujarnya.

 
Berita Terpopuler