Hasil Jajak Pendapat Prediksi Kekalahan PM Boris Johnson

Dua partai terbesar di Inggris tidak bisa meraih suara mayoritas di parlemen.

AP/Paul Grover/daily telegraph pool
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jajak pendapat terbaru menunjukkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dapat kehilangan kekuasaan di pemilihan berikutnya. Survei tersebut juga memperlihatkan dua partai terbesar Negeri Tiga Singa tidak bisa meraih suara mayoritas di parlemen.

Baca Juga

Itu adalah jajak pendapat pertama mengenai persepsi masyarakat terhadap penanggulangan pandemi Covid-19 dan Brexit yang dilakukan Johnson, usai ia membatalkan rencana mengizinkan masyarakat selatan Inggris melakukan perjalanan merayakan hari Natal.

Survei yang dirilis surat kabar Sunday Times, Ahad (3/1) ini digelar perusahaan data Focaldata. Jajak pendapat yang dilakukan selama bulan Desember ini mensurvei 22 ribu orang.

 

 

Jajak pendapat yang disebut multilevel regression and post-stratification (MRP) menemukan Partai Konservatif yang berkuasa akan kehilangan 81 kursi. Konservatif hanya akan memiliki 284 kursi sementara jajak pendapat menemukan Partai Buruh akan memenangkan 282 kursi.  

Partai Nasional Skotlandia yang ingin pisah dari Inggris diprediksi memenangkan 57 dari 58 kursi di Skotlandia. Artinya, partai tersebut memainkan peran besar dalam pembentukan pemerintahan baru berikutnya.

Johnson akan kehilangan kursinya di Uxbridge, kota yang terletak sebelah barat London. Kemenangannya pada tahun lalu membuat perdana menteri dapat menjalankan rencananya untuk mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa.

Namun pemerintahan Johnson semakin dikaitkan dengan penanggulangan pandemi virus corona. Pasalnya, Covid-19 telah menewaskan 74 ribu rakyat Inggris dan menghancurkan perekonomian negara itu. 

 
Berita Terpopuler