Drone Kapal Selam China Kembali di Temukan Nelayan Indonesia

Nelayan di Selayar temukan drone kapal selam China Aktif

China
'Drone' Kapal Selam China Seawing yang dicurigai ditemukan oleh seorang nelayan Selayaran dan kemudian diserahkan kepada petugas keamanan di angkatan laut Indonesia.
Red: Muhammad Subarkah

IHRAM.CO.ID, Seorang nelayan Indonesia telah menemukan apa yang menurut para ahli kemungkinan merupakan pesawat tak berawak kapal selam China di perairan pada rute maritim strategis dari Laut China Selatan ke Australia.

Menurut media Indonesia, kendaraan bawah air tak berawak (UUV) ditemukan pada 20 Desember di dekat Pulau Selayar di Sulawesi Selatan. Enam hari kemudian diserahkan ke polisi dan kemudian dipindahkan ke militer Indonesia.

Seperti dilansir The Gurdian, pengamat militer mengatakan pesawat tak berawak itu tampaknya adalah UUV Wing Laut China (atau Haiyi). Pesawat layang bawah air dikembangkan oleh institut otomatisasi Shenyang di Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Peralatan tersebut dideskripsikan secara publik sebagai pengumpulan data termasuk suhu air laut, salinitas, kekeruhan, dan tingkat oksigen. Informasi tentang arus dan arah gerakan dikirimkan secara real time.

Pemerintah pusat China belum berkomentar.

 ---------

Menurut outlet yang berfokus pada militer Naval News, data UUV bisa sangat berharga bagi perencana angkatan laut, khususnya untuk operasi kapal selam: "Semakin baik angkatan laut mengetahui perairan, semakin baik kemampuannya untuk menyembunyikan kapal selamnya."

China telah dituduh melakukan aktivitas ekspansionis di Laut China Selatan yang disengketakan dan telah melakukan penelitian oseanografi secara luas di wilayah yang diyakini penting secara militer.

Pada 2019 China melakukan survei laut di utara Papua Nugini, tempat AS dan Australia mengoperasikan pangkalan angkatan laut bersama di Pulau Manus, dan pada Maret tahun ini di dekat Pulau Christmas, wilayah Australia di barat laut benua utama. Kapal selam diketahui secara teratur transit di daerah tersebut, ABC melaporkan pada saat itu.

Keterangan foto: Lokasi ditemukannya 'Drone' kapal selam China. (Foto: Twitter 'Jatosint')

Seorang analis keamanan Indonesia, Muhammad Fauzan, mengatakan kepada ABC bahwa pesawat tak berawak itu kemungkinan besar memetakan rute kapal selam di masa depan. Hal itu mengingat ia ditemukan jauh dari perairan China dan di rute laut yang signifikan antara China dan kota paling utara Australia, Darwin.

Fauzan mengatakan ada pertanyaan signifikan seputar apakah drone itu, jika merupakan instrumen China, digunakan untuk pengumpulan intelijen atau survei ilegal.

“Setidaknya ini ketiga kalinya drone semacam itu, yang saya dan banyak orang termasuk ahli yakini sebagai drone bawah air buatan China, ditemukan di wilayah perairan Indonesia,” ujarnya.

Tapi, lanjutnya, mungkin penemuan terbaru ini lebih signifikan karena pertama, dilaporkan bahwa drone tersebut masih aktif ketika para nelayan menemukannya. Mereka mengatakan bahwa drone masih bergerak dan lampunya masih berkedip serta sensor depan masih berfungsi.

"Dan ini pertama kalinya kami mendengar bahwa militer secara terbuka mengatakan bahwa mereka telah mengamankan drone tersebut dan sedang melakukan penyelidikan penuh terhadap drone tersebut yang menurut laporan terbaru, saat ini sedang dilakukan di markas armada kedua Indonesia, yakni di pangkalan angkatan laut Surabaya,'' tegasnya lagi.

Varian lain dari Sea Wing UUV ditemukan oleh nelayan Indonesia pada Maret 2019 di Kepulauan Riau yang lebih dekat ke Laut Cina Selatan, dan satu lagi pada Januari tahun ini di Jawa Timur.

Pada Desember 2016, sebuah kapal angkatan laut China menemukan dan menyita drone bawah air AS di perairan internasional dekat garis pantainya yang sedang dalam proses pemulihan oleh Angkatan Laut AS.

"Kapal angkatan laut China ASR-510, sebuah kapal kelas Dalang III, mendekati dalam jarak 500 yard dari [kapal AS] Bowditch, meluncurkan sebuah kapal kecil, dan menyita UUV," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan pada saat itu.

Keterangan foto: Prajurit TNI memeriksa 'Drone' kapal selam aktif yang ditemukan seorang nelayan Selayar.

UUV hanya dikembalikan setelah insiden meningkat. Mekanis non-listrik dan konsumsi energi yang rendah berarti drone dapat digunakan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, menurut media pemerintah China.

Sebuah laporan mengatakan UUV telah diuji dan digunakan di Laut China Timur, Laut China Selatan, Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik.

Sea Wings telah menghabiskan lebih dari 6.400 hari di laut, mengamati lebih dari 160.000 km dan mencapai kedalaman 7.076 meter di palung Mariana. Pada Februari 2020, kementerian sumber daya alam China mengatakan China telah mengerahkan 12 UUV Sea Wing di Samudra Hindia untuk penelitian ilmiah.

 
Berita Terpopuler