Kunjungan Delegasi Turki ke Libya Ada Kepentingan Strategis

Kunjungan ini memberikan pesan intimidasi kepada Jenderal Khalifa Haftar.

EPA-EFE/VIRGINIA MAYO
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Kunjungan Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar dan delegasi militer tingkat tinggi ke Libya untuk memeriksa pasukan Turki yang dikerahkan di negara itu sangat penting. Kunjungan itu penting dalam hal waktu dan pesan kritis yang dikirimnya ke para pihak di Libya.

Didampingi oleh Kepala Staf Umum Turki Jenderal Yasar Guler dan komandan militer lainnya, Menhan Akar bertemu dengan Ketua Dewan Tinggi Libya Khalid al-Mishri, Menteri Pertahanan Salahuddin al-Namroush, dan Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha.

Sehari kemudian, menteri pertahanan dan pejabat tinggi militer Turki mengunjungi pasukan Turki yang ditempatkan di Libya. Kunjungan tersebut terjadi pada saat negosiasi antara pihak yang berkonflik di Libya mencapai ambang kritis.

Jurnalis Libya melihat kunjungan itu sebagai pesan dukungan kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui PBB dan "intimidasi" terhadap panglima perang oposisi Khalifa Haftar. "Turki mengirim pesan yang tegas kepada Haftar melalui kunjungan tersebut," kata penulis Libya Musa Tehusai kepada Anadolu Agency.

Ia menggarisbawahi negosiasi antara pihak Libya telah menemui jalan buntu. Tehusai mengatakan bahwa Haftar masih berusaha untuk mencapai mimpinya bahwa Libya akan dipimpin oleh pemerintahan militer.

Alasan kedua, kata Tehusai, yang membuat kunjungan itu penting adalah perkembangan di arena internasional terkait krisis Libya. “Prancis berupaya meningkatkan pengaruhnya di Libya selatan melalui Mesir. Karena itu, rezim Abdel Fattah al-Sisi berupaya membuka konsulat di selatan Libya,” tambah Tehusai.

Jurnalis Libya Hamza Ahmed menyebut Haftar menyeru pada 24 Desember agar pasukannya bersiap untuk "perang melawan pasukan Turki di Libya". Menyoroti kunjungan delegasi Turki berlangsung dua hari, Ahmed mengatakan bahwa kunjungan Akar merupakan intimidasi bagi Haftar.

Libya dilanda perang saudara sejak penggulingan almarhum penguasa Muammar Gaddafi pada 2011. GNA didirikan pada 2015 di bawah perjanjian yang dipimpin PBB, tetapi upaya penyelesaian jangka panjang gagal karena serangan militer oleh pasukan yang setia kepada Haftar.

Dia melancarkan serangan gencar di ibu kota Tripoli pada April 2019 tetapi telah dipukul mundur. Gencatan senjata disepakati pada akhir Oktober, dan negosiasi untuk pemerintah sementara sebelum pemilihan presiden dan parlemen pada 24 Desember 2021 terus berlanjut.

Pada November 2019, Turki dan Libya menandatangani pakta tentang kerja sama keamanan dan perbatasan laut. Turki membantu pemerintah Libya yang diakui PBB melawan serangan Haftar.

Baca sumber,  https://www.aa.com.tr/id/dunia/kunjungan-delegasi-turki-ke-libya-memiliki-kepentingan-strategis/2091605

 
Berita Terpopuler