Maaf Benjamin & Israel, Indonesia Masih Cinta Palestina (4)

Israel ingin hubungan diplomatik dengan Indonesia, tapi Muhammadiyah tegas menolak.

Asociater Press
Umat Muslim berkumpul untuk salat Jumat, di samping Masjid Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di kota tua Yerusalem, Jumat, 6 November 2020. Pimpinan Palestina mengecam keputusan Uni Emirat Arab untuk menjalin hubungan dengan Israel sebagai sebuah
Rep: Kamran Dikarma/Teguh Firmansyah Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID --- Israel berharap memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Banyak keuntungan dari Israel jika Indonesia bersedia menormalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel.

Keuntungan terbesar tentu dari sisi politik kawasan di mana Israel akan mendapat pengakuan penting dari negeri dengan mayoritas Muslim.

Tapi, jalan Israel jelas tidak mudah. Benteng perlawanan dan penolakan atas normalisasi ini terlalu kuat dan banyak di Indonesia.

Ada Muhammadiyah. Secara tegas, Muhammadiyah mendukung Palestina merdeka dan ibu kota Yerusalem untuk Palestina.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad berharap Indonesia tidak terayu dengan iming-iming investasi miliaran dolar dari Amerika Serikat (AS) dengan syarat normalisasi hubungan dengan Israel. Sebab, kata dia,  Indonesia harus tetap berpegang teguh dengan konstitusi. 

"Jangan sampai dikorbankan. Berapa triliun? Tidak besar juga. Jangan sampai terimingi, ini menyangkut konstitusi. Jadi  saya setuju dengan apa yang dideklarasikan oleh MUI untuk tetap kita berpegang teguh pada konstitusi," kata Dadang, Jumat (25/12).

Dia mendukung penuh sejumlah rekomendasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang terutang dalam Tausiyah Akhir Tahun MUI 2020. 

Terlebih poin pertama berkaitan dengan sikap Indonesia terhadap isu normalisasi hubungan dengan Israel.

BACA JUGA: Maaf Benjamin & Israel, Indonesia Masih Cinta Palestina (1)

 

Dadang sepakat dengan rekomendasi MUI agar Pemerintah RI tetap berpegang teguh pada konstitusi dalam menyikapi konflik Palestina-Israel. 

Indonesia tetap berkomitmen berada dalam barisan mendukung perjuangan rakyat Palestina memperoleh kemerdekaannya. 

Karena itu, menurut Dadang, Indonesia juga tidak boleh membuka hubungan diplomatik dengan Israel yang melakukan penjajahan terhadap Palestina. 

"Jadi saya setuju bahwa kita tetap istiqamah untuk tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel, karena kita dalam pembukaan UUD 45 disebutkan bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan, menurut pandangan  orang-orang Indonesia bahwa Israel itu masih menjajah negara Palestina," kata dia.

BACA JUGA: Maaf Benjamin & Israel, Indonesia Masih Cinta Palestina (1)

(BERSAMBUNG)

 

 
Berita Terpopuler