Meski Belum Syahadat, Mualaf Madina Su Menangis Baca Alquran

Mualaf Madina Su menilai Alquran adalah sumber inspirasi

Dok Istimewa
Mualaf Madina Su menilai Alquran adalah sumber inspirasi
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Seperti umumnya orang Korea Selatan, pada mulanya Madina Su tidak begitu mengacuhkan Islam.

Baca Juga

Agama ini tampak begitu jauh dan bahkan cenderung identik dengan Arab atau Asia Barat (Timur Tengah). Namun, akhirnya perempuan yang lahir di Incheon itu tidak hanya mengenal, tetapi juga memeluk Islam hingga saat ini.

"Kebanyakan orang tidak tahu agama Islam, atau berpikir itu adalah cerita dari dunia lain.  Saya juga tidak berbeda.  Bagi saya, agama Islam adalah cerita tentang negeri yang jauh.  Tapi sekarang saya masuk Islam, dan saya kagum dan bahagia hidup sebagai seorang Muslim,"ujar dia kepada Republika.co.id beberawa waktu lalu.

Madina adalah seorang pekerja kantoran biasa.  Dan dia suka bepergian ke luar negeri. Kisahnya tertarik menjadi Muslimah berawal dari keakrabannya dengan Muslim di dunia maya satu setengah tahun lalu.  

Satu ketika dia tiba-tiba mendapat ide untuk pergi dan tinggal di luar negeri.  Ada kerinduan akan kehidupan asing saat itu. Berpikir tentang apa yang harus dilakukan di negara asing, dan memutuskan untuk mempersiapkan kualifikasi guru bahasa Korea. 

Madina lantas mengambil ujian kualifikasi guru bahasa Korea. Setelah berhasil lulus, perempuan ini tidak langsung mendaftar pada plat form kursus bahasa asing itu. 

Alih-alih demikian, ia membuka kelas gratis melalui akun media sosialnya. Dan, ternyata cukup banyak peminatnya. Tidak sedikit peserta kelasnya yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia. Barangkali, menurut dugaannya, hal itu seturut dengan maraknya gelombang K-Pop yang merambah hingga region tersebut.

Siapa sangka, inilah awal mulanya Madina berjumpa dengan komunitas Muslim. Beberapa orang yang menghadiri kelas jarak-jauh adalah Muslim. Beberapa di antara mereka merupakan perempuan yang mengenakan hijab. 

Saat itu, Madina terbawa arus narasi yang memandang hijab sebagai simbol ketertindasan kaum perempuan. Dia tidak memahami, mengapa ada wanita yang rela menjadikan dirinya sebagai objek penindasan. Kalau mengenang momen itu, ia merasa dirinya seperti halnya orang-orang Korea Selatan yang belum mengenal lebih dekat ajaran Islam.

"Jadi saya pikir mereka memakai jilbab dengan mencuci otak atau memaksa.  Dan ketika saya dekat dengan mereka, saya dengan hati-hati meminta pendapat tentang hijab. Dan mereka menjawab bahwa mereka menyukai hijab dan mengenakannya sendiri. Saya pun terkejut dengan jawaban mereka," ujar dia. 

Setelah menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka, pandangan Madina berubah. Ternyata mereka memiliki sikap yang baik termasuk kepadanya. Bahkan jika dia melakukan sesuatu yang salah atau melanggar janji, mereka tidak pernah marah dan tetap bersikap ramah.   

Itu juga merupakan pengalaman yang luar biasa sebagai orang Korea. Karena orang Korea sopan, tapi mereka agak berhati dingin. Secara khusus, orang Korea cenderung sedikit acuh tak acuh satu sama lain tanpa memberikan kebaikan tanpa alasan kepada orang lain yang tidak kita kenal dengan baik. Kebaikan dan keramahan Muslim yang tanpa alasan itu membuatnya kagum.  

 

Sejak saat itu Madina tertarik pada Muslim. Dia pun mulai ragu dengan pola pikirnya selama ini berpikir tentang Islam dan Muslim itu benar atau prasangka sederhana yang dibuat oleh media. Namun, tidak mudah mendapatkan informasi tentang Islam di Korea.   

Ada banyak komentar buruk yang tidak berdasar tentang Islam di internet, dan berita di televisi hanya berbicara tentang terorisme. Tapi ini terlalu jauh dari Islam yang ditunjukkan teman-temannya sehingga membuat bingung.  

Ketika mencari semua data, dia menilainya berdasarkan bukti. Madina kemudian memutuskan untuk membaca Alquran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Korea untuk benar-benar mengetahui apakah ada hal-hal buruk atau baik di sana. "Alquran adalah inspirasi besar baginya  Ada kalanya saya menangis tanpa alasan saat membaca Alquran," tutur dia.

Madina memang percaya pada satu Tuhan sejak masih muda. Tapi dia tidak punya agama. Tidak aneh, karena kebanyakan orang Korea tidak beragama, dan sebagian besar orang yang beragama adalah Kristen. Dan secara pribadi, Madina tidak suka orang yang religius namun bukan berarti tidak suka dengan agama tertentu.  Karena semua agama mengaajarkan cinta dan perbuatan baik.    

Mualaf Madina Su - (Dok Istimewa)

"Dalam pikiran saya orang yang religius tidak begitu cantik. Setidaknya seperti itu di Korea. Mereka tampak cemburu satu sama lain dan dipenuhi dengan kebencian. Inilah mengapa saya tidak memiliki agama dan saya tidak menyukai orang yang beragama," jelas dia  

Kembali berbicara tentang mempelajari Islam, dia membaca Alquran dan berpikir, "Bukankah Islam itu kebenaran, dan bukankah agama yang selama ini saya cari?"    

Kemudian dia melanjutkan belajar Islam, dan belajar apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dan Madina mulai berpikir untuk memeluk Islam. 

"Tapi saya tidak bisa pindah agama dan hanya ragu-ragu.  Karena hidup sebagai Muslim di Korea tidak ada harapan. Saya takut bagaimana hubungan saya dengan orang tua akan berubah, dan saya terus memikirkan kesulitan dalam kehidupan perusahaan. Di tengah keraguan, saya dipertemukan dengan seseorang yang membimbingnya dan kini menjadi suami saya," ujar dia. 

Selama satu tahun dia mempelajari Islam dan ragu untuk memeluk Islam. Dahulu suaminya yang berasal Uzbekistan dan Muslim sejak lahir adalah muridnya yang belajar bahasa Korea.  

Bagi Madina, hidayah tersebut semakin nyata setelah keyakinannya dikuatkan sang suami, Bekzhod Kosimov. "Suamiku yang terus-menerus mendorongku agar aku bisa hidup baik sebagai seorang Muslim dan selalu berada di sisiku. Berkat dia, saya akhirnya memutuskan untuk pindah agama. Jadi suatu malam, saya menjadi seorang Muslim melakukan syahadat di depan suami saya.  Alhamdulillah," ujar dia.  

Dia bersyahadat awal 2020, sejak bersyahadat pun Madina memutuskan untuk langsung berhijab. Dan beberapa bulan setelah memeluk Islam mereka pun menikah.  

 

Ketika Madina memutuskan untuk masuk Islam dia memakai hijab dan semua orang di sekitarnya menatap dengan tatapan aneh. Orang tuanya tahu bahwa Islam adalah agama yang baik, tetapi mereka khawatir untuk memiliki agama yang sulit untuk hidup di Korea. 

 
Berita Terpopuler