Kemarahan Setelah Gadis Muslim India Dibakar Hidup-Hidup

Aktivis menyerukan keadilan bagi gadis Muslim India yang dibakar.

Twitter
Kemarahan Setelah Gadis Muslim India Dibakar Hidup-Hidup. Ibunda Gulnaz Khatoon, Shaimuna Khatoon, meminta keadilan bagi putrinya yang dibakar hidup-hidup hingga meninggal oleh seorang pria Hindu. Dia melakukan protes dengan membawa jenazah putrinya. Gulnaz Khatoon adalah seorang gadis Muslim yang menolak ajakan menikah pria Hindu.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Banyak pemimpin politik dan aktivis hak perempuan di India berkumpul menuntut keadilan bagi seorang wanita Muslim. Perempuan tersebut diduga dibakar oleh seorang pria Hindu dan teman-temannya di distrik Vaishali di provinsi timur Bihar.

Gadis Muslim berusia 20 tahun Gulnaz Khatoon dibakar hidup-hidup sampai meninggal setelah menolak ajakan menikah pria tersebut. Tersangka Satish Kumar Rai menuangkan minyak tanah ke tubuh Khatoon di desa Rasoolpur di distrik Vaishali di Bihar pada 30 Oktober.

Keluarga gadis itu menuding polisi belum bisa menangkap terdakwa. Khatoon menderita luka bakar 75 persen dan kemudian meninggal di Rumah Sakit Patna Medical College, rumah sakit terbesar di provinsi itu, pada Ahad lalu.

Banyak organisasi wanita menuntut penangkapan segera tersangka dan kompensasi dua juta rupee atau Rp 383 juta dan pekerjaan pemerintah untuk keluarga korban. Mereka juga meminta penyelidikan dan persidangan yang adil. 

Pemimpin oposisi utama partai Kongres India Rahul Gandhi menyerang pemerintah dan mengaitkannya dengan kesalahan aturan dan gagasan palsu tentang pemerintahan yang baik. "Kejahatan siapa yang lebih berbahaya? Mereka yang melakukan tindakan tidak manusiawi ini? Atau mereka yang menyembunyikannya demi perolehan pemilu untuk meletakkan dasar pemerintahan yang salah atas kesalahan aturan ini?" katanya di Twitter dilansir di Turkish Radio and Television Corporation (TRT) World, Jumat (20/11).

Kasus ini bermula dari Satish Kumar Rai yang memaksa Gulnaz untuk menikah dengannya. Marah atas penolakannya, Satish dan teman-temannya membunuh gadis itu.  Anggota keluarga mengatakan gadis itu menolak melakukan pernikahan antaragama dengan Rai.

Laporan media mengatakan Gulnaz dibakar ketika dia keluar untuk membuang sampah rumah tangga. Menurut keterangan video korban sebelum kematiannya, dia ditangkap oleh ketiga tersangka yang merupakan warga Desa Rasoolpur dan mereka mulai menganiayanya.

 

Ketika dia melawan dan mengancam akan memberi tahu ibunya tentang perbuatan mereka, tersangka yang marah menuangkan minyak tanah padanya. Laporan menyebutkan nama Satish Rai, yang menuangkan minyak tanah dan membakarnya.  Segera penduduk desa berkumpul setelah mendengar teriakannya.

Inspektur Polisi Distrik (SP) Vaishali Gaurav Mangla mengatakan para tersangka sedang dalam pelarian dan tiga tim polisi telah dibentuk untuk menangkap mereka. Kepala kantor polisi setempat telah diskors karena kelalaian dalam kasus tersebut.

"Penyelidikan dalam kasus ini sedang berlangsung dan para tersangka akan segera ditangkap," kata Mangla.

Adik perempuan Khatoon, Gulshan Parveen mengatakan para pembunuh melarikan diri dari tempat kejadian segera setelah penduduk desa berkumpul karena mendengar teriakan. "Mereka menguntit dan melakukan pelecehan seksual terhadap saudara perempuan saya selama tiga-empat bulan terakhir dan menekannya untuk menikah dengan Satish Rai. Mereka membunuhnya karena dia menolak," katanya.

Ayah korban, Mukhtar, meninggal dunia pada 2017. Keluarga dari lima saudara perempuan dan empat saudara laki-laki bertahan hidup dengan gaji ibu Shaimuna Khatoon dan saudara laki-laki Istkar Ahmed.  Mereka bekerja di ibu kota provinsi Patna, di mana ibunya menjahit dan putranya menjual pakaian.

Keluarga korban telah mengadu kepada orang tua tersangka tentang pelecehan tersebut.  Tetapi mereka diduga tidak melakukan apa pun.

“Setelah pernikahannya ditolak, Satish Rai mulai mengganggunya dan menekannya untuk menikah dengannya. Namun, dia mengatakan kepadanya dia tidak bisa menikah dengannya. Marah atas penolakannya, dia mengancam akan membunuhnya,” kata Istkar, saudara laki-laki korban.

 

Video Khatoon menceritakan kisahnya

Beberapa video Khatoon telah menjadi viral, di mana dia menunjuk tersangka dan enceritakan kejadian tersebut secara rinci. Ada juga imbauan di Facebook untuk mencari bantuan dalam merawat korban. Setelah kematian Khatoon, keluarganya menggelar demonstrasi di alun-alun kota meminta hukuman bagi para pelakunya.

"Kami ingin keadilan. Sudah 17 hari tetapi hampir tidak ada kemajuan. Kami mengeluh tapi tidak dipertimbangkan. Kami tidak berdaya, kami tidak punya siapa-siapa untuk membantu kami," kata Shaimuna Khatoon, ibu korban. 

 
Berita Terpopuler