KONI: Keberhasilan Bulu Tangkis Tergantung Tata Kelola PBSI

Bulu tangkis diakui sebagai cabor andalan bangsa.

Dok. PBSI
Ketua KONI Marciano Norman dalam acara Munas PBSI, Kamis (5/11).
Rep: Fitrianto Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Marciano Norman, menyebut keberhasilan bulu tangkis dengan berbagai prestasi internasionalnya tak lepas dari tata kelola yang baik yang dilakukan induk organisasi dalam hal ini PP PBSI. "Terima kasih bulu tangkis yang kerap mengharumkan nama bangsa, tentu ini berkat tata kelola yang baik dari PBSI sebagai organisasi tertinggi cabor bulu tangkis," ujar Marciano yang hadir secara langsung di Munas PBSI, Kamis (5/11) di Tangerang, Banten.

Marciano menambahkan, menghadapi Olimpiade 2021 Tokyo, selaku ketua KONI, akan melakukan kerjasama dengan PBSI. Sehingga tradisi emas bisa dipertahankan.

Selain itu, lanjut Marciano, perlu diingat Indonesia juga sedang berjuang menjadi tuan rumah olimpiade 2032. "Mudah-mudahan 2032 kita bisa sepuluh besar olimpiade, cabang bulu tangkis akan menjadi andalan pertama Indonesia," ujar dia.

"Di masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini salah satu cabor yang tidak membubarkan Pelatnas adalah Bulu tangkis. Ini menjadi motivasi olahraga di masa sekarang kita menjadi sehat. Luar biasa PBSI dengan protokol kesehatan ketat, pelatnas dan, event internal jalan," ujar dia menambahkan.

Sementara itu Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, menyebut bulu tangkis menjadi pionir bonus besar yang diterima oleh atlet karena prestasinya. "Bonus atlet terbesar dipelopori bulu tangkis yakni olimpiade 2016 satu medali emas dihargai Rp 10 miliar, setelah itu bonus untuk atlet terus meningkat," kata dia.

 
Berita Terpopuler