Ragam Tradisi Maulid di Mancanegara
Setiap negara memiliki cara tersendiri memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejalan dengan ajaran Islam yang sudah menyebar di berbagai belahan dunia, perayaan maulid atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW juga dirayakan berbagai negara. Maulid bahkan dirayakan di negara yang notabene bukan mayoritas Muslim. Berikut beberapa tradisi masyarakat dari berbagai negara saat merayakan maulid.
Mesir
Mesir adalah salah satu negara yang memperingati maulid nabi selama ini. Salah satu yang menjadi alasan adalah karena orang-orang Mesir percaya memiliki nasab yang kuat dengan Nabi Muhammad SAW. Pendapat ini didukung dengan sejarah leluhur Nabi Muhammad, yakni sayyidah Hajar atau Siti Hajar yang merupakan ibunda Nabi Ismail RA.
Siti Hajar tercatat dalam sejarah bebagai istri Nabi Ibrahim dari keturunan bangsa Qibti, Mesir. Di Mesir, maulid digunakan sebagai istilah umum untuk perayaan ulang tahun orang-orang kudus sufi lokal.
Maulid tidak hanya merujuk kepada perayaan kelahiran Nabi Muhammad. Sekitar 3.000 perayaan maulid diadakan setiap tahun. Festival ini menarik minat penonton internasional. Dalam peringatan maulid tokoh sufi lokal abad ke-13, Ahmad al-Badawi, jumlah wisatawan bahkan mencapai tiga juta orang.
Saat mendekati perayaan maulid, warga Mesir juga memiliki tradisi menghias permen. Ketika aroma permen sudah banyak tercium di udara pemukiman warga, seperti dilansir dari Malay Mail, ini menjadi pertanda tradisi maulid Nabi Muhammad SAW semakin dekat.
Sudan
Peringatan Maulid Nabi di Sudan berbeda dengan di Indonesia. Di Sudan, kegiatan peringatan maulid dilakukan setiap malam, dari tanggal 1 hingga 12 Rabiul Awwal. Tempat pelaksanaannya di masjid-masjid setiap daerah.
Kegiatan peringatan Maulid Nabi juga dilakukan dengan berdzikir, lalu membaca riwayat Nabi Muhammad SAW dalam kitab Barzanji, ceramah, dan diakhiri dengan makan bersama. Peringatan Maulid Nabi di Sudan mencapai puncaknya pada tanggal 12 Rabiul Awwal. Tempat pelaksanaannya di lapangan ibu kota provinsi. Sementara untuk tingkat nasional di lapangan ibu kota negara.
Baca juga: Tiga Kitab yang Sering Dibaca Saat Maulid Nabi Muhammad
Maroko
Di Maroko, kalangan sufi memandang peringatan maulid Nabi dalam hierarki hari besar Islam sebagai yang kedua setelah Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam perayaan itu, syair mistis dan prosesi para darwis (pengikut tarekat) seperti Tarekat Isawiyah dan Hamadza, kadang-kadang menjadi bagian integral peringatan maulid Nabi. Sering kali perayaan seperti ini berakhir dengan tidak sadarkan diri, yang bagi golongan lain dianggap tidak sesuai dengan watak dan misi peringatan itu.
Tunisia
Muslim menyanyikan lagu pujian kepada Muhammad, sebagai bentuk penghormatan atas hari kelahiran Nabi. Perayaan maulid nabi biasanya digelar dengan pembacaan Qashidah Al Hamziyah karya Imam Al Bushiry dengan judul kitabnya Ummu al-Qura fi Madhi Khoiri al-Wara, lalu diakhiri dengan doa sambil menghadap kiblat.
Di kalangan keluarga-keluarga Tunisa, perayaan maulid Nabi lebih meriah daripada Lebaran Idul Fitri. Selain membaca Qashidah Al Hamziyah, mereka biasanya membuat Assidat Zgougou, yaitu sejenis bubur manis khas Tunis.
India
Di antara negara-negara non-Muslim, India terkenal karena perayaan maulidnya. Peninggalan Nabi Muhammad akan ditampilkan setelah sholat Subuh di negara bagian India, Jammu dan Kashmir, di Hazratbal Shrine.
Pada perayaan Maulid, para wanita di India akan berbondong-bondong menuju ke salah satu tempat suci di negara tersebut, yakni Masjid Hazratbal untuk menyaksikan secara langsung sehelai jenggot milik Nabi Muhammad SAW. Biasanya pada 11 dan 12 Rabiul Awwal bioskop-bioskop di India akan menayangkan film-film yang religius.
Baca juga: Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Nusantara